REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan importasi bahan baku dari Sinovac lebih efisien dari sisi harga ketimbang importasi vaksin jadi dari produsen asal China tersebut. Hal ini disampaikan Honesti saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (29/3).
Honesti memaparkan harga impor vaksin jadi sebesar 17 dolar AS per dosis. Bio Farma melakukan negosiasi dan mendapat pemberian ratusan ribu vaksin gratis. Dengan demikian, harga satuan per dosis vaksin bisa ditekan di angka 13,3 dolar AS.
"Saat impor bahan baku, harganya 10,9 dolar AS, jadi ada perbedaan sekitar hampir 3 dolar AS per dosis," ujar Honesti.
Honesti menilai importasi bahan baku lebih menguntungkan bagi Indonesia lantaran menciptakan faktor efisiensi dan transfer teknologi. Honesti menyampaikan harga tersebut sudah termasuk kemasan dan transportasi.
Setibanya di Indonesia, Honesti mengatakan, Bio Farma menjual vaksin atau bahan baku vaksin kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) namun enggan mengungkapkan margin dari harga awal.
"Biasanya margin pada setiap penugasan pemerintah kepada BUMN berkisar di angka lima persen hingga sepuluh persen," kata Honesti.