Selasa 30 Mar 2021 19:03 WIB

Kostraling Kementan Serap 25 Ribu Ton Gabah Petani Sukoharjo

Kostraling teken MoU dengan Bulog, BNI dan BRI serap 25 ribu ton petani

 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mengawal panen raya padi Maret-April 2021. Sinergi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Perum Bulog terus berjalan masif menyerap gabah petani pada musim panen raya 2021. Kali ini Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementan bersama Perum Bulog, BNI dan BRI bersepakat menyerap gabah kering giling (GKG) petani Kabupaten Sukoharjo pada bulan April dan Mei sebanyak 25 ribu ton.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mengawal panen raya padi Maret-April 2021. Sinergi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Perum Bulog terus berjalan masif menyerap gabah petani pada musim panen raya 2021. Kali ini Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementan bersama Perum Bulog, BNI dan BRI bersepakat menyerap gabah kering giling (GKG) petani Kabupaten Sukoharjo pada bulan April dan Mei sebanyak 25 ribu ton.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Sinergi Kementerian Pertanian (Kementan) dengan Perum Bulog terus berjalan masif menyerap gabah petani pada musim panen raya 2021. Kali ini Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementan bersama Perum Bulog, BNI dan BRI bersepakat menyerap gabah kering giling (GKG) petani Kabupaten Sukoharjo pada bulan April dan Mei sebanyak 25 ribu ton.

"Dalam rangka stabilisasi harga gabah dan beras saat panen raya 2021, telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman kesanggupan menyerap gabah dan beras petani di Sukoharjo. Kostraling dan Bulog sepakat menyerap 25 ribu ton GKG," demikian dikatakan Ketua Tim Gerakan Serap Gabah Petani Kementan untuk Jawa Tengah, Warjito di Sukorharjo, Selasa (30/3).

"Setelah terwujud ksepakatan ini, langsung bergerak di lapangan, mengawal proses serap gabah petani," sambungnya.

Warjito menjelaskan penyerapan gabah dan beras ini perpedoman sesuai dengan standar mutu yang diatur dalam Permendag Nomor 24 Tahun 2020 tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) serta persyaratan kualitas internal Bulog. Lebih lanjut dikatakan Warjito, pihak perbankan yakni BNI dan BNI berperan dalam menyiapkan fasilitas permodalan yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Dana KUR ini untuk digunakan Kostraling untuk proses budidaya, penanganan panen, pasca panen dan pengolahan hasil terpadu. Dengan demikian, serap gabah dan beras petani saat panen raya ini tak alami kendala. Stok dan harga terjamin, memberikan keuntungan pada petani," jelasnya.

"Pelaksanaan serap gabah dan beras petani ini turut dibantu pihak TNI, satgas pangan Polres Sukoharjo, DPRD Sukorharjo dan terlebih dinas pertanian," sambung Warjito.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyebutkan upaya pemerintah untuk mengambil langkah kebijakan strategis saat musim panen raya ini dengan menerjunkan tim ke lapangan terutama di daerah yang harga gabahnya di bawah HPP. Kostraling bersama Bulog dan mitra lainnya dapat menyerap gabah petani dengan harga sesuai standar mutu yang ditetapkan. 

"Sesuai arahan Mentan SYL bahwa harus segera tim terpadu gerakan serap gabah petani harus bekerja keras serap gabah petani agar tidak terjadi anjlok harga. Harga gabah dan beras tidak boleh di bawah HPP. Petani harus tersenyum menikmati hasil panen," ucapnya.

Untuk mengoptimalkan hasil panen, Suwandi meminta kelompoktani yang telah mendapat bantuan alsintan pascapanen dapat memanfaatkan secara maksimal. Kementan telah menyalurkan bantuan dryer (mesin pengering), combine harvester dan RMU (rice milling unit) untuk meningkatkan kadar mutu gabah nantinya.

“Dengan adanya Kostraling menjadi Bulog kecil, Kementan membantu penggilingan-penggilingan meningkatkan kapasitas giling dan gudangnya yang memadai agar kepastian serap gabah tidak ada kendala. Jadi kami pastikan musim panen raya padi awal tahun 2021 menguntungkan petani dan stok beras terjamin," tegasnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Tim GSGP secara terpadu bersama Kostraling, Pemda dan Bulog, kegiatan serap gabah petani sudah bergerak ke Banten sepakat menyerap 53.000 ton gabah, Jawa Barat 270.000 ton, Yogyakarta 74.775 ton, Jambi 8.000 ton, Lampung 25.000 ton, Sragen 17.580 ton, Karanganyar 15.000 ton, Boyolali 24.092 ton, Grobogan 24.000 ton, Nganjuk 26.592 ton, Maros 2.000 ton, Barru 500 ton, di Sumsel targetnya 95.455 ton, NTB 40.000 ton, Tegal 11.000 ton, Brebes 11.000 ton, Kendal 6.200 ton, Pati 16.000 ton, Pesisir Barat 1.500 ton kemudian realisasi serap Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu 750 ton dan beberapa kabupaten lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement