Rabu 31 Mar 2021 22:15 WIB

Perdagangan Dua Arah Dibidik Dubes RI dan Menlu Swedia

Swedia juga membidik kerja sama politik, keamanan, dan perubahan iklim.

Red: Yeyen Rostiyani
Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia, Kamapradipta Isnomo
Foto: KBRI Stockholm
Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia, Kamapradipta Isnomo

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Kerja sama ekonomi, perdagangan dua arah, dan investasi jadi topik pembahasan Indonesia dan Swedia. Setelah menapaki 70 tahun hubungan diplomatik, kedua negara siap memperluas dan mempercepat kerja sama bilateral di masa depan. Hal ini diungkap dalam pertemuan daring  Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia, Kamapradipta Isnomo dengan Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde, Rabu (31/3).

"Begitu banyak ruang untuk meningkatkan investasi dan perdagangan dua arah antara Indonesia dan Swedia. Mengacu pada percakapan antara Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Swedia pada November tahun lalu, kita perlu meningkatkan kerja sama untuk mewujudkan potensi yang ada," ujar Kamapradipta dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu. 

Kamapradipta juga memperkenalkan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang baru dibentuk Indonesia, kepada Linde. LPI adalah lembaga pengelola yang bertanggung jawab mendukung pembangunan infrastruktur penting di Indonesia. 

Kamapradipta meyakinkan Linde bahwa LPI bisa menjadi peluang untuk mendongkrak kerja sama ekonomi terkait perusahaan Swedia yang sudah ada di Indonesia. Ini terutama menyasar perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan telekomunikasi. 

Linde mengakui pentingnya kerja sama ini, termasuk di luar bidang ekonomi. "Amat penting untuk terus bekerja sama dalam isu multilateral seperti politik dan keamanan, serta perubahan iklim," kata Linde. 

Linde menyinggung pembahasan transportasi yang ramah lingkungan di Swedia. Topik ini menjadi salah satu bahasan dalam pekan diskusi kemitraan  Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) Week yang digelar November tahun lalu.

Linde juga memuji kepemimpinan Indonesia di bawah Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendirikan Southeast Asian Network of Women Peace Negotiators and Mediators (SEANWPNM). Linde berharap, lebih banyak kerja sama Swedia dan jaringan SEANWPNM. 

Lebih lanjut, pembahasan meliputi saling dukung kedua negara terkait Uni Eropa dan ASEAN, serta Indonesia dan EU CEPA.  

Indonesia dan Swedia memiliki pandangan senada tentang pentingnya multilateralisme. Keduanya juga memainkan peran penting dalam operasi penjaga perdamaian di bawah bendera PBB, mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional, dan isu lainnya. 

Data Biro Pusat Statistk menunjukkan, nilai ekspor Indonesia ke Swedia mencapai 172,3 juta dolar AS pada 2020 atau naik 9,6 persen dibandingkan 2019. Sebaliknya, impor Indonesia dari Swedia turun 29,2 persen yaitu dari 562,5 juta dolar pada 2019 menjadi 435,1 juta dolar AS pada 2020.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement