La Trobe University di Australia resmi menutup program Indonesia akhir tahun ini karena rendahnya minat dan sedikitnya jumlah siswa di Australia yang mendaftar.
Hal ini disampaikan oleh juru bicara La Trobe University kepada ABC Indonesia hari Kamis (01/04).
"Perubahan yang sebelumnya telah dibicarakan berkaitan dengan studi Bahasa Indonesia di La Trobe University akan diproses sebagaimana diuraikan dalam dokumen konsultasi kepada staf pada November 2020," bunyi pernyataan tersebut.
'Jangan hanya melihat jumlah'
Linda Sukamta yang merupakan Kepala Program Jurusan Bahasa Indonesia di La Trobe University mengatakan "tidak terkejut" dengan keputusan yang diambil universitas tersebut.
“Menurut universitas, keputusan ini terkait COVID, karena tidak ada bantuan pemerintah untuk universitas, sementara pemasukan dari mahasiswa internasional turun drastis,” kata Linda kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.
Ia menyesali alasan penutupan program tersebut.
Linda juga mengatakan ia tidak sependapat jika kelas yang lebih kecil tidak menghasilkan lulusan yang berkualitas.
"Sebetulnya yang saya inginkan adalah universitas berdialog langsung dengan mahasiswa," kata Linda yang sudah mengajar di La Trobe University sejak 2011.
"Tanya mereka [tentang] bagaimana pembelajaran Bahasa Indonesia penting bagi mereka, bagaimana pandangan mereka tentang Indonesia dibentuk oleh kelas bahasa ... bagaimana perasaan mereka di kelas."
Ketika ditanya apakah keputusan La Trobe University ini sudah final dan tidak akan berubah lagi, ia mengatakan sempat mendengar rencana protes yang akan dilakukan para mahasiswa.
Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di KBRI Canberra Imran Hanafi mengatakan penutupan Program Bahasa Indonesia "tidak dikomunikasikan dan didiskusikan" terlebih dahulu dengan KBRI Canberra dan KJRI Melbourne.
Tapi mereka mengatakan akan mencoba kembali berkomunikasi dengan pihak La Trobe University dan Departemen Pendidikan Victoria.
"Kami akan menawarkan bantuan pengajar dari Indonesia jika masalahnya pada kekurangan tenaga pengajar," kata Imran kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
Ia menjelaskan pengajar yang ditawarkan adalah yang memiliki "kemampuan diseminasi" Program Bahasa Indonesia kepada siswa Australia.
Mahasiswa Bahasa Indonesia tahun ini akan tetap melanjutkan studi
Linda yang juga mengajar Bahasa Indonesia di La Trobe University mengatakan akan melanjutkan pengajarannya sampai November tahun ini.
Menurut juru bicara La Trobe University, pihaknya akan "mendukung proses peralihan" para mahasiswa yang terdaftar pada studi Bahasa Indonesia tahun ini.
"Beberapa universitas lain di Victoria dan Australia menyediakan studi Indonesia. Kami akan terus mendukung mahasiswa yang ingin memperoleh gelar dari kami dan mempelajari bahasa yang tidak tersedia dalam program kami, melalui 'cross-institutional enrolment'."
Dengan 'cross-institutional enrolment' atau pendaftaran lintas universitas, mahasiswa La Trobe University dapat mempelajari Bahasa Indonesia di universitas lain namun tetap akan meraih gelar dari universitas tersebut.
Dalam proposal di bulan November 2020, La Trobe University sudah berencana untuk menutup program bahasa Hindi (India), Indonesia, dan Yunani.
Namun, menurut pernyataan terbaru yang diterima ABC Indonesia, program bahasa Hindi (India) dan Yunani masih akan dipertahankan oleh La Trobe University, sama halnya dengan bahasa Mandarin, Jepang, Prancis, Spanyol, Italia, dan Auslan.
Ikuti berita dan cerita lainnya dari Australia hanya di ABC Indonesia