Jumat 02 Apr 2021 04:30 WIB

Penyebab Muslim dalam Keadaan Lemah di Dunia Saat Ini

Umat Islam saat ini dinilai menjadikan ajaran agama sebagai ritual belaka

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Islam saat ini dinilai menjadikan ajaran agama sebagai ritual belaka. Ilustrasi umat islam
Foto: Republika/Yasin Habibi
Umat Islam saat ini dinilai menjadikan ajaran agama sebagai ritual belaka. Ilustrasi umat islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Zafarul-Islam Khan, penyandang gelar PhD dalam Kajian Islam di Universitas Manchester, menyatakan, umat Muslim hari ini mengubah Islam menjadi sekadar ritual. Nilai-nilai di dalamnya tidak dilaksanakan dengan baik.

 

Baca Juga

Dia dalam artikelnya di The Milli Gazette mengatakan, tidak ada Muslim yang hidup hari ini yang akan menyangkal bahwa Muslim kontemporer dibenci, dihina, dan dianggap terbelakang. "Selain pengecualian, ini adalah kasus Muslim apakah yang hidup sebagai mayoritas atau minoritas di seluruh dunia. Bukan karena kita miskin atau tidak berpendidikan atau karena kita kekurangan kekuatan politik," ujar Khan dilansir Kamis (1/4).  

 

Dia mengungkapkan, ada 58 negara yang mengaku "Islam" dan dengan demikian memenuhi syarat untuk menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).  Namun, mereka tidak dapat menghadapi negara kecil, Israel, untuk menggagalkan agresi demi agresi terhadap negara-negara Muslim, atau untuk memaksa negara-negara seperti Myanmar dan China agar tidak menganiaya minoritas Muslim mereka. 

 

"Faktanya adalah kekayaan yang dimiliki jutaan individu Muslim, perusahaan, dan negara saat ini jauh melebihi apa yang pernah dimiliki Muslim selama lima belas abad terakhir.  Ada tentara Muslim pemegang gelar sarjana, pasca sarjana, dan doktor.  Namun, sebagai manusia dan komunitas, Muslim tidak dihormati," ungkap dia.

 

Dia melihat, satu-satunya alasan itu terjadi ialah bahwa kita telah mengubah Islam menjadi ritual. Di mana doa, puasa, haji, umroh, zakat dan sedekah telah menjadi ritual yang tidak bernyawa. Begitu berada di luar masjid atau saat kembali dari Makkah dan Madinah, tidak ada perbedaan yang terlihat dalam karakter kita. 

 

"Hampir tidak menarik bagi kita untuk menjalankan Islam dalam kehidupan nyata kita di rumah, kantor, tempat kerja, pabrik, dan di jalanan," kata Khan.

Khan mengatakan, kita bagai hidup tanpa ..

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement