Jumat 02 Apr 2021 09:08 WIB

Vaksinasi Eropa yang Lambat Sebabkan Pandemi Lebih Lama

WHO menyorot disparitas vaksinasi di seluruh Eropa.

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
 Alat suntik dengan vaksin Covid-19. Pekan lalu, Eropa mencatat hingga 1,6 juta kasus Covid-19 terbaru dan 24.000 kematian.
Foto: AP/Frank Roeth/F.A.Z. Pool
Alat suntik dengan vaksin Covid-19. Pekan lalu, Eropa mencatat hingga 1,6 juta kasus Covid-19 terbaru dan 24.000 kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara khusus memperingatkan negara-negara Eropa untuk meningkatkan vaksinasi dan produksi vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru di kawasan.

Menurut WHO, berdasarkan data saat ini hanya 10 persen dari total populasi di Eropa yang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama. Sementara, hanya empat persen yang telah menyelesaikan rangkaian vaksin lengkap dua dosis.

Baca Juga

“Proses vaksinasi harus dipercepat dengan mengingkatkan produksi, mengurangi hambatan dalam pemberian vaksin, dan menggunakan setiap dosis yang kami miliki saat ini,” ujar direktur regional WHO untuk Eropa, Hans Henri P. Kluge, dilansir China.org, Jumat (2/4).

Pekan lalu, Eropa mencatat hingga 1,6 juta kasus Covid-19 terbaru dan 24.000 kematian. Ini menjadikan kawasan itu sebagai wilayah yang paling terdampak pandemi kedua di dunia.

Menurut Kluge, vaksin menjadi jalan keluar terbaik dari pandemi. Meski demikian, ia mencatat bahwa peluncuran vaksin sejauh ini berjalan sangat lambat. WHO secara khusus menyorot disparitas yang sedang berlangsung di seluruh Eropa, yang menyebabkan setiap negara berpenghasilan tinggi di kawasan itu melakukan vaksinasi.

Sementara, hanya 80 persen negara berpenghasilan menengah ke atas di Eropa melakukan vaksinasi. Kemudian, hanya 60 persen di negara berpenghasilan rendah, serta negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.

“Saya sangat mendorong pemerintah untuk berbagi stok vaksin berlebih yang disetujui WHO dengan COVAX atau dengan negara yang membutuhkan setelah petugas kesehatan dan kelompok paling rentan telah divaksinasi,” jelas Kluge.

COVAX adalah inisiatif yang dipimpin WHO yang bertujuan untuk memastikan akses yang setara ke vaksin Covid-19 oleh berbagai negara di dunia. Menurut statistik WHO Eropa, jumlah total kematian di kawasan itu sekarang dengan cepat mendekati satu juta dan jumlah total kasus penularan virus corona akan segera melebihi 45 juta.

"Hanya lima minggu lalu, jumlah mingguan kasus baru di Eropa telah turun menjadi di bawah satu juta, tetapi sekarang situasi di kawasan itu lebih mengkhawatirkan daripada yang kita lihat dalam beberapa bulan," kata Dorit Nitzan, Direktur Darurat Regional untuk Kantor Regional WHO Eropa dalam siaran persnya.

"Dan selama cakupannya tetap rendah, kami perlu menerapkan tindakan kesehatan dan sosial yang sama seperti yang kami lakukan sebelumnya, untuk mengkompensasi jadwal vaksin yang tertunda," kata Kluge.

Lebih lanjut, Kluge merujuk pada peningkatan mobilitas di sekitar liburan Paskah selama beberapa hari ke depan, seiring varian kekhawatiran terus menyebar ke seluruh wilayah benua tersebut. Ia mengingatkan warga dan pemerintah negara-negara Eropa akan tanggung jawab mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement