REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap mengutamakan protokol kesehatan dalam tanggap bencana yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timiur, Ahad (4/4).
"Protokol kesehatan tetap menjadi penting bagi kita semua lakukan di sini, mengapa? Karena dalam masa pandemi ini kita berupaya bagaimana penanganan masa pandemi tetap dilaksanakan secara baik, meskipun ada tantangan di lapangan," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta, Ahad (4/4).
Raditya mengatakan BNPB tengah mendorong distribusi logistik untuk kebutuhan pengungsi, termasuk alat tes cepat antigen guna mengantisipasi pengungsi terpapar COVID-19. Dukungan logistik yang telah didorong menuju lokasi bencana antara lain makanan siap saji 1.002 paket, lauk pauk 1.002 paket, makanan tambah gizi 1.002 paket, selimut 3.000 lembar, sarung 2.000 lembar, tes cepat antigen 10.000 kit, masker kain 1.000 buah dan masker medis 1.000 buah.
Berdasarkan laporan BPBD, insiden banjir bandang dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi. Banjir yang melanda beberapa wilayah di tiga kecamatan terjadi pada Minggu (4/4) dini hari sekitar pukul 01.00 waktu setempat atau WITA.
BNPB telah berkoordinasi dengan BPBD setempat untuk dukungan penanganan darurat. Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB dan dukungan logistik akan segera dikirimkan ke lokasi terdampak.
Baca juga : Jokowi Instruksikan Segera Evakuasi dan Tangani Bencana NTT
Setidaknya 41 orang terkonfirmasi meninggal dunia akibat dampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ahad. Raditya menjelaskan selain korban meninggal dunia terdapat sembilan orang luka-luka, 27 orang hilang, dan 49 kepala keluarga (KK) terdampak.
Semua itu masih dalam proses pendataan terakhir hingga pukul 17.30 WIB.Masyarakat yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Flores Timur kini mengungsi di Balai Desa Nelelamdike. Pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas.
Adapun kerugian material yang disebabkan banjir bandang dan tanah longsor tersebut yakni puluhan rumah warga tertimbun lumpur di Desa Lamanele Kecamatan Ile Boleng, sejumlah rumah hanyut terbawa banjir, lima jembatan putus, dan puluhan rumah terendam banjir di Kecamatan Adonara Barat.
Dampak banjir bandang dan tanah longsor dirasakan di empat Kecamatan yakni Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Timur, Kecamatan Wotan Ulumado, dan Kecamatan Adonara Barat, Nusa Tenggara Barat.