IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul pada Senin menggelar acara budaya pembacaan karya puisi sekaligus peluncuran buku kumpulan puisi milik penyair senior Indonesia Taufiq Ismail yang diterjemahkan ke bahasa Turki.
Penyair kebanggaan Indonesia itu menyatukan ribuan karya puisinya dalam sebuah buku puisi yang dia beri nama “Debu di Atas Debu”, yang sudah diterjemahkan ke dalam 13 bahasa, termasuk yang terbaru bahasa Turki.
Dalam peluncuran buku kumpulan puisi “Toz ustunde Toz” [bahasa Turki dari ‘Debu di Atas Debu’] di KJRI Istanbul, Taufiq Ismail membacakan beberapa karya fenomenalnya seperti “Rindu Rasul” dan “Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu”, yang memikat para tamu yang hadir.
Seperti dilansir Anadolu Agency, Taufiq menuturkan bahwa dia merasa sangat bahagia atas peluncuran karya sastra yang diterjemahkan ke bahasa Turki itu, yang menurutnya dapat mempererat persahabatan Indonesia dan Turki yang sudah terjalin sejak lama.
“Turki di dalam sejarah Indonesia itu dekat sekali, ketika kita memerdekakan diri dari penjajahan Belanda, waktu itu dengan sepenuh hati rakyat Turki mendukung Indonesia. Ini tak dapat kita lupakan,” kata dia menegaskan.
Baca juga : Dalil Alquran dan Hadits yang Mengharamkan Praktik Riba
Turut berbicara pada acara peluncuran itu, Konsul Jenderal RI di Istanbul Imam As’ari menyerukan kepada generasi muda untuk meneruskan semangat dan rasa cinta tanah air Taufiq, yang peduli pada fenomena sosial.
“Kami berharap kecintaan Bapak Taufiq Ismail terhadap puisi dan seni sebagai refleksi kepedulian beliau kepada fenomena sosial dan cinta Tanah Air akan diteruskan oleh generasi muda,” ujar Konjen Imam As’ari.
Selain mahasiswa dan warga Indonesia, acara tersebut juga dihadiri oleh para perwakilan dari universitas, ormas dan media lokal, serta mahasiswa Turki yang mempelajari budaya dan bahasa Indonesia.
Karya buku 300 halaman dari penulis yang dijuluki sebagai “Sultan” dari para penyair Indonesia itu dialihbahasakan oleh Cumhur Cil, orang Turki yang sudah pakar dalam bahasa Indonesia dan mengenal puisi-puisi Taufiq sejak akhir 2004.
Sebelumnya, buku yang ditulis oleh tokoh bangsa peraih Tanda Kehormatan Bintang Budaya ini sudah hadir dalam bahasa Rusia, Arab, Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, Persia, Bosnia, Amerika, Korea, China, Jepang.
Dengan terjemahan puisinya dalam bahasa Turki, kini Puisi Taufiq Ismail sudah diterjemahkan dalam 53 bahasa asing.
Sebelumnya, karya penyair kelahiran Sumatra Barat yang besar di Yogyakarta dan Pekalongan ini sudah diterjemahkan--misalnya lewat puisi “Dengan Puisi, Aku”--dalam 52 bahasa dunia dan 22 bahasa daerah di Indonesia, salah satunya dalam bahasa Minang.
Lima puisi Taufik Ismail diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh John H McGlynn, seorang penerjemah dan editor berkebangsaan Amerika yang telah tinggal di Indonesia sejak 1976.
Syair dan Puisi karya Taufiq Ismail juga menjadi lagu abadi dalam karya musik 'Trio Bimbo', misalnya menjadi lagu 'Sajadah Panjang', 'Rindu Rasul', 'Ada Anak Bertanya Kepada Bapaknya', 'Dengan Puisi Aku'.
Grup rock legenda Indonesia 'God Bless' juga menyanyikannya dan sudah menjadi lagu klasik sebuah syairnya yakni lagu 'Dunia Panggung Sandiwara'.
Penyanyi Chrisye juga menyanyikan syairnya yang berjudul 'Ketika Tangan dan Kaki Bicara'. Dan ini pun jadi lagu yang melegenda.