REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyampaikan bahwa korban jiwa banjir bandang dan longsor yang terjadi di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat kini mencapai 119 orang. Jumlah tersebut berdasarkan data hingga pukul 21.00 WITA.
"Data korban hingga pukul 21.00 WITA, secara keseluruhan, 117 orang meninggal dunia dan 76 orang hilang di NTT. Sementara di Bima, NTB dua orang meninggal. Jadi total 119 orang meninggal dunia," papar Doni Monardo dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa (6/4) malam.
Ia merinci, sebanyak 60 korban meninggal dunia tercatat di Kabupaten Flores Timur, 21 korban meninggal dunia di Kabupaten Alor, tiga korban meninggal di Kabupaten Malaka, dan Kota Kupang serta Kabupaten Kupang masing-masing satu orang meninggal dunia.
Selanjutnya, 28 korban meninggal dunia di Kabupaten Lembata, dua korban meninggal dunia di Kabupaten Sabu Raijua dan satu korban meninggal pada di Ende. Doni menambahkan, terkait upaya pencarian korban masih terkendala karena alat berat yang ada belum bisa dikirim ke tempat sasaran, terutama di tiga wilayah paling terdampak, yakni Adonara Flores Timur, Alor dan Lembata. "Walaupun sudah disiapkan tapi belum bisa dikirim ke tujuan," ucapnya.
Doni menyampaikan, pihaknya menerjunkan enam helikopter untuk menjangkau kawasan yang belum bisa dijangkau oleh transportasi darat maupun laut.
"Selama dua hari terakhir sudah didatangkan logistik dari Jakarta dan Surabaya, termasuk dari Makassar, sebagian besar sudah terdistribusi ke beberapa daerah terdampak, terutama di Adonara, Lembata, dan juga di Alor," katanya.