Kamis 08 Apr 2021 10:31 WIB

Uzbekistan akan Beralih ke Aksara Latin pada 2023

Uzbekistan sebelumnya memakai aksara cyrilic seperti negara bekas jajahan Soviet lain

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pameran foto berjuluk Uzbekistan sebagai Negeri Para Imam  di Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta Timur, Kamis (7/2).  Pameran ini akan berlangsung 10 hari hingga 17 Februari mendatang.
Foto: Republika/Muhyiddin
Pameran foto berjuluk Uzbekistan sebagai Negeri Para Imam di Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal, TMII, Jakarta Timur, Kamis (7/2). Pameran ini akan berlangsung 10 hari hingga 17 Februari mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Uzbekistan berencana akan menggunakan aksara alfabet latin pada 1 Januari 2023. Langkah ini dilakukan setelah negara tersebut menjalani masa transisi selama 30 tahun.

Setelah merdeka dari Uni Soviet, Uzbekistan menggunakan aksara cyrilic seperti negara bekas jajahan Soviet lainnya sejak 1940. Mengadopsi undang-undang pada 2 September 1993, Uzbekistan perlahan beralih ke aksara latin.

Pada masa transisi, Uzbekistan menggunakan aksara cyrilic dan aksara latin secara bersamaan. Korespondensi resmi masih dilakukan dengan huruf cyrilic. Sementara sekolah dan universitas menggunakan buku-buku terbitan Uzbekistan dalam huruf latin.

Sebuah draf baru disiapkan untuk amandemen undang-undang tentang penerapan aksara yang disesuaikan dengan aksara Latin. Uzbekistan akan beralih ke aksara latin pada 1 Januari 2023. Setelah tanggal tersebut, semua lembaga akan melakukan korespondensi resmi dengan menggunakan aksara latin, termasuk media massa, media elektronik, website berita dan percetakan.

Kartu identitas, izin tinggal, nama jalan, institusi, plakat dan papan nama akan disiapkan dalam aksara latin. Aksara baru ini bertujuan untuk mendekatkan Uzbekistan ke negara-negara Turkic.

Pada 1993 Uzbekistan mengadaptasi aksara latin yang terdiri dari 31 huruf dan tanda pemisah. Ketika itu huruf sh, ch, o 'dan g' masing-masing diganti dengan huruf ş, ç, ö dan ğ dalam alfabet. Kemudian pada 1995 huruf-huruf tersebut diperbarui menjadi 29 huruf.

Usulan baru disampaikan pada 2019 yang menggantikan huruf rangkap dengan diakritik. Huruf sh, ch, o' dan g' tidak lagi digunakan dan diganti dengan huruf  ş, ç, ğ, garis atas o (ō) dan ng, yang digunakan seperti dalam bahasa Turki.

Ahli bahasa Marufjan Yuldashev mengatakan, adaptasi aksara Uzbek ke aksara latin pada 1993 adalah salah satu perubahan paling serius setelah kemerdekaan. Yuldashev yang merupakan penasihat menteri kebudayaan Uzbekistan mengatakan, perubahan itu dilakukan untuk menghilangkan kekurangan dalam aksara cyrilic dan untuk menekankan kemerdekaan politik negara itu. Menurutnya, Uzbekistan harus berhenti menggunakan aksara cyrilic dan aksara latin pada saat yang bersamaan.

“Aksara baru kami menjadi lebih mudah dipahami untuk semua negara Turkic yang akan beralih ke aksara latin. Uzbekistan akan lebih dekat dengan negara-negara berbahasa Turkic dengan beralih ke aksara latin," ujar Yuldashev.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement