REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri minyak dan gas bumi saat ini menghadapi tantangan berat akibat pandemi Covid-19, pelemahan demand, oversupply migas, penurunan harga minyak yang rendah sejak awal 2020. Selain itu, juga karena fluktuasi nilai tukar dolar AS yang mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan.
Di tengah kondisi triple shock tersebut, Subholding Upstream Pertamina tetap dapat menjaga produksi dan lifting serta melanjutkan eksplorasi, pengembangan dan inovasi-inovasi demi menjaga produksi dan lifting. Pertamina juga selalu berkomitmen mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas nasional dan multiplier effect bagi keseluruhan industri dalam negeri.
Dalam pemenuhan tersebut, Pertamina melalui Subholding Upstream menerapkan TKDN dari tahapan perencanaan, proses pengadaan, hingga kontrak berakhir dalam rangka pemenuhan terhadap regulasi dan pemenuhan capaian TKDN sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Whisnu Bahriansyah, Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina mengatakan, tantangan menjalankan operasi di masa pandemi Covid-19 cukup tinggi. Selain harus memastikan sisi operasional berjalan lancar, juga harus memastikan Protokol Covid-19 dijalankan secara konsisten untuk keselamatan pekerja.
“Selain fokus pada upaya menjaga aktivitas produksi melalui program Eksplorasi dan Pengembangan, Subholding Upstream Pertamina juga terus berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan industri dalam negeri dalam mendukung kinerja perusahaan,’’ jelas Whisnu.
Catatan akhir tahun 2020, Subholding Upstream Pertamina telah mencapai realisasi TKDN sebesar 59,65 persen atau lebih tinggi dari target yang telah ditentukan oleh pemerintah dan Pertamina Holding. Capaian TKDN tersebut terdiri dari TKDN Barang sebesar 29,70 persen dan TKDN Jasa sebesar 69,28 persen. Angka ini akan terus ditingkatkan lagi sebagai upaya Subholding Upstream Pertamina dalam memberikan kontribusi terhadap peningkatan kapasitas produksi dalam negeri.
Dalam mendukung komitmen tersebut, Subholding Upstream Pertamina memiliki Program rutin pemenuhan capaian TKDN yang dilaksanakan setiap tahun dan juga program peningkatan pemenuhan capaian TKDN. Untuk program rutin yang dijalankan adalah pelaksanaan verifikasi TKDN dan pengajuan tanda sah ke Ditjen Migas sesuai dengan Permen ESDM Nomor 15 tahun 2013.
Program rutin lainnya berupa coaching clinic tata cara perhitungan TKDN yang diberikan kepada mitra kerja yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2020 dan kuartal I tahun 2021 ini. Dan kegiatan ini tetap menjadi program rutin impelementasi TKDN Subholding Upstream Pertamina di tahun 2021.
Selain program rutin yang dilaksanakan dalam rangka pemenuhan TKDN, Subholding Upstream Pertamina juga telah menyiapkan beberapa program non rutin dalam rangka meningkatkan capaian TKDN sesuai dengan target yang telah ditetapkan pemerintah antara lain Pengelolaan Bank Data TKDN Barang dan Jasa sebagai tools dalam menentukan nilai batasan minimal TKDN yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bank Data TKDN ini akan terintegrasi dengan aplikasi TKDN Millions agar identifikasi TKDN ini lebih efektif dan efisien dalam proses pengadaan.
Program nonrutin lainnya adalah pembinaan Pabrikan Dalam Negeri melalui program Assessment (AML Pabrikan dalam Negeri) sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas dari pabrikan dalam negeri. Program AML pabrikan dalam negeri ini juga dapat dilakukan melalui pendampingan dengan BPPT.
Sampai dengan Februari 2021, pencapaian realisasi TKDN Subholding Upstream Pertamina sebesar 66,78 persen yang merupakan gabungan antara TKDN barang 27,53 persen dan TKDN Jasa 75,32 persen.