Kamis 08 Apr 2021 04:30 WIB

Wapres Minta Vaksinasi Ulama Pakai Astrazeneca

Pemerintah diminta menyosialisasikan jenis vaksin untuk lansia dijamin keamanannya

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) menyaksikan proses vaksinasi COVID-19 Astrazeneca kepada sejumlah kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Vaksinasi Astrazeneca terhadap 100 kyai muda NU tersebut sebagai bentuk upaya untuk menangani pandemi COVID-19 sekaligus sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin Astrazeneca aman dan halal.
Foto: Antara/Moch Asim
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) menyaksikan proses vaksinasi COVID-19 Astrazeneca kepada sejumlah kyai muda Nahdlatul Ulama (NU) di Kantor PWNU Jatim di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021). Vaksinasi Astrazeneca terhadap 100 kyai muda NU tersebut sebagai bentuk upaya untuk menangani pandemi COVID-19 sekaligus sosialisasi kepada masyarakat bahwa vaksin Astrazeneca aman dan halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta vaksinasi terhadap ulama-ulama maupun pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI)di daerah memakai Astrazeneca. Wapres berharap penggunaan vaksin Astrazeneca terhadap para ulama memperkuat keyakinan masyarakat terkait kehalalan vaksin tersebut.

"Karena itu mungkin ini (vaksin dengan Astrazeneca) yang akan terus dianjurkan ke MUI-MUI daerah provinsi kabupaten/kota agar tidak ada keraguan, jadi masyarakat tidak ragu menggunakannya dari segi ke bolehannya, menurut pandangan keagama an oleh MUI," kata Ma'ruf saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di MUI Pusat, Jakarta, Rabu (7/4).

Wapres mengatakan, vaksinasi pengurus MUI menggunakan Astrazeneca ini ingin membuktikan, vaksin buatan Inggris itu boleh dan aman digunakan, meskipun ada unsur tripsin dari pankreas babi dan dinyatakan MUI haram. Namun, dalam fatwa MUI Astrazeneca dinyatakan boleh digunakan karena dalam kondisi darurat.

Ma'ruf meminta kepada ulama maupun umat Islam tidak lagi mempersoalkan soal kehalalan vaksin Astrazeneca tersebut. Sebab, saat ini persoalannya bukan lagi soal halal haram. Dengan begitu, target kekebalan komunitas atau herd immunity dengan memvaksinasi 70 persen penduduk dapat tercapai segera.

Sekretaris Jenderal MUI Pusat Amirsyah Tambunan mengungkapkan komitmen MUI dalam mendukung program vaksinasi nasional. Ia meyakini, vaksinasi merupakan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Karena itu, ia berharap upaya ini dapat menggugah masyarakat agar tidak ragu untuk divaksinasi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berharap penggunaan vaksin Astrazeneca di kalangan ulama maupun pengurus MUI memperkuat keyakinan masyarakat, khususnya umat Islam. Sebab, vaksin ini diketahui sempat berpolemik lantaran fatwa MUI yang menyebut haram meski boleh digunakan.

"Saya percaya mudah-mudahan sesudah adanya penyuntikan Astrazeneca di MUI ini, penyuntikan Astra zeneca di seluruh Indonesia, di seluruh pelosok nusantara ini dan di seluruh orang-orang beragama Muslim di Indonesia bisa berjalan dengan lancar," ujar Budi.

Dia mengatakan, vaksinasi terhadap pengurus MUI dengan vaksin Astrazeneca memberi pemahaman masyarakat tentang kebolehan penggunaan vaksin asal Inggris tersebut. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi ragu untuk divaksin menggunakan vaksin tersebut. Karena itu, ia mengapresiasi pelaksanaan vaksinasi di MUI Pusat dengan menggunakan Astrazeneca disertai dukungan Wapres Ma'ruf Amin.

"Bapak Wapres sebagai senior dari umat Muslim di seluruh Indonesia sudah memberikan contoh vaksin Astrazeneca ini aman, boleh dan wajib hukumnya untuk disuntikkan ke seluruh umat Muslim di Indonesia untuk mencapai kekebalan komunal dalam rangka mengendalikan pandemi Covid-19 ini," kata dia.

Fokus lansia ...

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement