Jumat 09 Apr 2021 06:38 WIB

Kartu Multi Trip Edisi Khusus Solo Diluncurkan

Pengguna KRL Yogyakarta-Solo terus mengalami peningkatan.

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama EVP Daerah Operasi VI Yogyakarta PT KAI Asdo Atrivianto, dan Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meluncurkan Kartu Multi Trip (KMT) edisi khusus Solo di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/4)
Foto: dok binti sholikah
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama EVP Daerah Operasi VI Yogyakarta PT KAI Asdo Atrivianto, dan Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari meluncurkan Kartu Multi Trip (KMT) edisi khusus Solo di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/4)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--KAI Commuter menerbitkan Kartu Multi Trip (KMT) Edisi Khusus Solo untuk mengapresiasi antusiasme masyarakat terhadap operasional kereta rel listrik (KRL) Yogyakarta-Solo.

Peluncuran KMT Edisi Khusus Solo dilakukan oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka bersama EVP Daerah Operasi VI Yogyakarta PT KAI Asdo Atrivianto, dan Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari, di Stasiun Solo Balapan, Kamis (8/4).

KMT tersebut merupakan edisi khusus kedua yang terinspirasi dari wilayah Yogyakarta–Solo. Sebalumnya, pada Oktober 2020, KAI Commuter juga menerbitkan KMT edisi khusus Yogyakarta.

Direktur Utama KAI Commuter Mukti Jauhari, mengatakan, pengguna KRL Yogyakarta-Solo terus mengalami peningkatan. Sepanjang Februari 2021, KAI Commuter mencatat rata-rata pengguna KRL Yogyakarta-Solo per hari sebanyak 4.809 orang. Sedangkan sepanjang Maret 2021 rata-rata pengguna per hari mencapai 6.328 orang atau naik 31,5 persen. Jumlah pengguna terbesar yang pernah dilayani KRL Yogyakarta-Solo sebanyak 10.535 pengguna dalam satu hari pada 4 April 2021.

Karenanya, KAI Commuter meluncurkan 1.000 KMT edisi khusus Solo. KMT tersebut resmi dijual di seluruh stasiun KRL lintas Yogyakarta-Solo Balapan mulai Kamis. KMT edisi khusus Solo dijual seharga Rp 30 ribu, termasuk saldo Rp 10 ribu.

Mukti menjelaskan, desain KMT edisi khusus Solo sangat bernuansa Solo. Warna biru mewakili Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sedangkan warna hijau-kuning mewakili Keraton Mangkunegaran Surakarta.

"Melihat tren peningkatan pengguna, untuk mengapresiasi pengguna KRL Jogja-Solo kami meluncurkan KMT edisi khusus Solo. Ke depan, kami akan merilis beberapa KMT, kami akan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengakomodasi ide-ide pemerintah daerah agar lebih mengenalkan KRL Jogja-Solo," terang Mukti di acara tersebut.

Mukti menambahkan, operasional KRL Yogyakarta-Solo membawa sejumlah perubahan dalam budaya angkutan perkotaan di wilayah Solo, Yogyakarta, dan sekitarnya. Salah satunya, transaksi nontunai menggunakan KMT atau kartu uang elektronik. KAI Commuter mendukung transaksi nontunai karena dapat dikembangkan untuk berbagai layanan lainnya. Misalnya, saat ini telah tersedia layanan cek saldo KMT dengan memanfaatkan aplikasi KRL access dan ponsel dengan teknologi NFC. "Ke depan, kami akan mengembangkan fitur-fitur lain misalnya pengisian saldo KMT melalui ponsel," imbuhnya.

Mukti menyebut, KRL Yogyakarta-Solo berhenti di 11 stasiun, berbeda dengan KA Prameks yang hanya berhenti di tujuh stasiun. Hal itu diklaim sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar stasiun. Dia mencontohkan, Stasiun Ceper di Kabupaten Klaten dulunya tidak menjadi lokasi pemberhentian KA Prameks. Kini setelah operasional KRL, justru jumlah penumpang yang naik dan turun lebih banyak daripada Stasiun Klaten.

"KAI Commuter berharap dengan pengorperasian KRL Jogja-Solo dengan menerapkan protokol kesehatan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah stasiun khususnya Solo dan sekitarnya," harap Mukti.

Sementara itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi peluncuran KMT edisi khusus Solo tersebut. Hal itu akan memudahkan penumpang untuk naik KRL.

"Ini semua sekarang tap and go, serba cashless, lebih mudah. Harapannya nanti ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19," ucap Gibran.

Dia juga menilai fasilitas KRL lebih nyaman karena keretanya bersih, suhu ruangan dingin, dan jarak tempuh Solo-Jogja hanya 68 menit. Selain itu, KRL lebih ramah lingkungan dibandingkan KA Prameks yang digerakkan oleh mesin diesel dengan bahan bakar solar.

Gibran mengaku tidak akan mempersulit mobilitas warga. Dia mempersilakan warga yang ingin bepergian dari Solo ke Yogyakarta, asalkan menjaga protokol kesehatan. "Saya tidak akan mempersulit aktivitas dan mobilitas warga karena kami juga ingin mempercepat pemulihan ekonomi," ungkapnya.

Di sisi lain, pengguna KRL juga dapat mengetahui sejarah KMT dalam berbagai edisi khusus. Hal itu dapat dilihat pada display KMT di enam stasiun, antara lain Stasiun Yogyakarta menampilkan display KMT edisi saat pertama kali terbit, Stasiun Lempuyangan menampilkan display KMT edisi Save Our Earth, Stasiun Maguwo yang menampilkan display KMT edisi HUT KAI Commuter dan co-branding, Stasiun Klaten menampilkan display KMT edisi Asian Games, Stasiun Purwosari menampilkan display KMT edisi The Tale of Karel, dan Stasiun Solo Balapan yang menampilkan display KMT edisi Solo.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement