Kamis 08 Apr 2021 19:32 WIB

Kemendikbud: 746 Ribu Guru Disuntik Vaksin Dosis Pertama

Jumlah guru yang sudah divaksin dosis kedua sebanyak 284 ribu orang.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 pada tenaga pendidik di SMP 216, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Dinas Pendidikan DKI Jakarta menargetkan guru dan tenaga pendidik sebanyak 142.403 orang akan divaksinasi sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dan persiapan jelang rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka yang akan uji coba pada 7 April mendatang.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 pada tenaga pendidik di SMP 216, Jakarta, Selasa (6/4/2021). Dinas Pendidikan DKI Jakarta menargetkan guru dan tenaga pendidik sebanyak 142.403 orang akan divaksinasi sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah dan persiapan jelang rencana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka yang akan uji coba pada 7 April mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data terbaru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini jumlah guru dan tenaga kependidikan yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 746 ribu orang. Sementara itu, guru yang sudah divaksin dosis kedua sebanyak 284 ribu orang.

"Kita menyadari, vaksin yang kita terima secara bergelombang, jadi mungkin tidak bisa serentak, karena berbarengan dengan penyediaan vaksin," kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri, dalam telekonferensi, Kamis (8/4).

Baca Juga

Plt. Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Kartini Rustandi mengatakan guru sudah dijadikan salah satu prioritas vaksinasi. Jumlah yang divaksin setiap harinya meningkat dan diperbarui setiap sore.

Namun, Kartini mengakui vaksinasi yang dilakukan secara umum tidak bisa dilakukan secara cepat. "Sekarang jumlahnya meningkat, tapi tidak bisa berlari. Dan data ini kan kita harus mengumpulkan setiap hari dari seluruh Indonesia," kata Kartini menjelaskan.