REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meluncurkan dua kali awan panas guguran dengan jarak luncur paling jauh hingga 1.800 meter ke arah barat daya pada Jumat (9/4), sore. Menurut keterangan tertulis Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, Merapi meluncurkan awan panas guguran pertama pada pukul 17.07 WIB.
Awan panas guguran itu, menurut dia, tercatat di seismogram beramplitudo 16 mili meter dan terjadi selama 107 detik. "Jarak luncur 1.800 meter ke arah barat daya," kata Hanik.
Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran ke arah barat daya sejauh 1,3 km pada pukul 17.26 WIB. Menurut BPPTKG, awan panas guguran itu beramplitudo 20 mm dan terjadi selama 111 detik.
Selama periode pengamatan pada Jumat pukul 12.00 WIB sampai dengan 18.00 WIB, Gunung Merapi juga terpantau mengalami dua kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 16 sampai 20 mm selama 107 sampai 111 detik. Kemudian, 35 kali gempa guguran dengan amplitudo tiga sampai 15 mm selama 14-68 detik.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.