REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT United Tractors Tbk anak usaha dari Astra mentargetkan PLTU Tanjung Jati B akan mulai beroperasi pada awal tahun depan. Saat ini kemajuan proyek sudah mencapai 90 persen.
Presiden Direktur PT United Tractors, Frans Kesuma menjelaskan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 berkapasitas 2×2.000 Mega Watt (MW) dimungkinkan beroperasi pada awal 2022.
PLTU Tanjung Jati B yang terletak di Jepara, Jawa Tengah, telah mengoperasikan unit 1 dan 2 sebesar 2×661 MW pada 2006. Selanjutnya, pada 2011 PT PLN (Persero) menjalankan Unit 3 dan 4 dengan daya serupa, sehingga total daya mencapai 2.664 MW. Apabila seluruhnya rampung, maka PLTU Tanjung Jati B mengoperasikan pembangkit berdaya 4.664 MW.
“Sudah 90 persen. Tapi karena pandemi, kami masih nego dengan PLN untuk pengoperasiannya. Kemungkinan mundur 6 bulan, menjadi awal 2022,” ungkap Frans, Sabtu (10/4).
Pengembangan proyek PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6, dilakukan oleh PT Bhumi Jati Power (BJP) sebagai Independent Power Producer (IPP). Perjanjian pembelian (Power Purchase Agreement/ PPA) sudah dilakukan pada Desember 2015. BJP merupakan perusahaan patungan antara Sumitomo Corporation Group dengan kepemilikan 50 persen, The Kansai Electric Power Co. Inc. Group 25 persen, dan United Tractors (UT) Group 25 persen. Nilai investasi pengembangan PLTU Jawa 4 diperkirakan mencapai 4,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp58,8 triliun.
Frans mengatakan kebutuhan batu bara untuk bahan bakar PLTU Tanjung Jati B unit 5 dan 6 mencapai 7,5 juta ton per tahun. Nantinya, kebutuhan batu bara akan dipasok salah satunya oleh kelompok usaha United Tractors. Entitas Group Astra ini memiliki anak usaha di sektor pertambangan batu bara, yakni PT Tuah Turangga Agung.“Dari grup UT sekitar 2 sampai 2,5 juta ton per tahun,” kata Frans.