Dalam buku M Quraish Shihab Menjawab dijelaskan bahwa Istri Nabi Muhammad, Ummu Salamah pernah menjelaskan bila Rasulullah melakukan puasa dua bulan berturut-turut hanya dalam Bulan Sya'ban dan Ramadhan. Menurut Quraish Shihab, nabi juga pernah ditanya tentang berpuasa terus menerus.
Kemudian, Nabi menjawab: Sesungguhnya keluargamu punya hak atas dirimu. Maka, berpuasalah di Bulan Ramadhan dan bulan sesudahnya serta setiap hari Rabu dan Kamis. Jika engkau sudah melaksanakan hal itu, maka engkau telah berpuasa sepanjang masa. Hadis ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Abu Dawud dari Muslim al-Qurasyi.
Dalam Fadhilah Ramadhan, Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi mengatakan, bulan Ramadhan memang memiliki hubungan yang erat dengan Alquran. Pada Ramadhanlah, kitab suci Al quran untuk pertama kalinya diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga Ramadhan juga disebut sebagai Syahru Alquran atau bulan Alquran.
Dalam sejarah Islam, banyak ditemukan peristiwa-peristiwa penting pada Bulan Ramadhan, salah satunya pengangkatan Rasulullah. Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasul Allah SWT ketika sedang berkhalwat di Gua Hira juga pada bulan Ramadhan, tulis Ensiklopedi Islam.
Selain itu, wahyu pertama yang turun ke pada Rasulullah SAW juga terjadi pada bulan yang mulia ini. Tak heran jika Ramadhan menjadi satu-satunya nama bulan yang disebut dalam Alquran. Allah SWT berfirman:Bulan Ramadhan adalah (bulan) di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang bathil)." (QS Al-Baqarah [2]: 185).
Sementara, dalam Ensiklopedi Oxford, John L Esposito menjelaskan bahwa pada Bulan Ramadhan setidaknya terjadi dua peristiwa besar dalam sejarah awal umat Islam. Guru Besar Bidang Agama dan Isu Internasional dari Universitas Georgetown ini menuturkan, dua peristiwa penting itu adalah dua perang besar yang dimenangkan oleh umat Islam, yaitu Gazwah Badr (Perang Badar) dan Fathu Makkah (Pembebasan Makkah).
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan 2 H/624 M. Inilah peperangan pertama yang dilakukan kaum Muslim melawan kaum kafir Quraisy dari Makkah setelah hijrah ke Madinah. Di tengah puasa, sekitar 308 prajurit Muslimin berangkat ke medan perang.
Mereka hendak berhadapan dengan seribuan pasukan Quraisy yang berangkat dari Makkah. Pada Jumat pagi, 17 Ramadhan, mereka berhadap-hadapan. Pasukan yang begitu besar tampak siap menerjang kaum Muslimin.
Dalam kekhawatiran, Nabi pun berdoa. "Allahumma ya Allah. Ini Quraisy sekarang datang dengan segala kecongkakannya, berusaha hendak mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, pertolongan-Mu juga yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan ini sekarang binasa, tidak ada lagi ibadah kepada-Mu."
Sejarah akhirnya mencatat, pasukan kecil Muslimin itu berhasil memenangkan pertempuran tersebut. Perang pertama ini pun menjadi bukti kasih sayang Allah SWT kepada Nabi. "Sebenarnya, bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah juga yang telah membunuh mereka. Juga ketika kau lemparkan, sebenarnya bukan engkau yang melakukan itu, melainkan Tuhan juga." (QS al-Anfal: 17).
Sementara, perang Fathu Makkah terjadi pada Ramadhan tahun 8 Hijriah/630 M. Sekitar 10 ribu pasukan bergerak dari Madinah menuju Makkah. Berbeda dengan perang Badar, kali ini umat Islam mengambil alih Makkah dari kafir Quraisy tanpa ada perlawanan dan perang. Tak ada pertumpahan darah dalam perang Fathu Makkah. Ka'bah dan sekitarnya di Masjidil Haram kemudian disucikan dari berhala sembahan kafir Quraisy.
Masih banyak peristiwa bersejarah lainnya yang terjadi di bulan Ramadhan. Menurut Esposito, dimensi historis dan komunal dari bulan Ramadhan terwujud dalam peristiwa-peristiwa yang berlangsung setiap tahun dan sepanjang bulan tersebut.