Yogyakarta Kembangkan Wisata Olahraga Lewat Jalur Monalisa
Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Pesepeda menikmati jalanan di sekitar Malioboro, Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta mengembangkan wisata olahraga (sportourism) dengan menyediakan jalur sepeda Monalisa. Langkah ini guna menangkap peluang meningkatnya minat masyarakat bersepeda sebagai bagian dari gaya hidup sehat yang semakin populer pada masa pandemi Covid-19 ini.
"Sesuai dengan namanya, maka konsep yang diusung dalam Monalisa ini adalah menikmati harmoni Jogja dengan lima jalur sepeda wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Ahad (11/4).
Embrio yang sudah ada, yaitu lima jalur sepeda wisata akan terus disempurnakan dengan perluasan jalur jelajah sehingga sesuai dengan tema di masing-masing jalur dan menciptakan daya tarik wisata baru di Yogyakarta. "Kami juga akan coba untuk penguatan dari sisi bisnisnya. Nantinya, masing-masing jalur bisa dikerjasamakan dengan LPMK (lembaga pemberdayaan masyarakat kelurahan) hingga PKK untuk pengisian konten atraksi dan kuliner yang bisa dinikmati wisatawan," katanya.
Wahyu menilai penguatan sisi bisnis menjadi penting dilakukan agar masyarakat yang dilintasi di tiap jalur sepeda wisata pun dapat merasakan manfaat dari geliat pariwisata yang ada di wilayahnya. "Kami pun akan bekerja sama dengan PHRI, Asita, dan stakeholder pariwisata lain untuk promosinya dan bagaimana penyediaan sepeda untuk wisatawan. Ini sedang jalan dan terus disempurnakan," katanya.
Lima jalur sepeda wisata yang sudah dimiliki Kota Yogyakarta saat ini sudah bisa diakses melalui aplikasi Jogja Smart Service (JSS). Rute pertama yang disiapkan bertema Romansa Kota Lawas dengan jarak tempuh sekitar 12 kilometer.
Rute tersebut diawali dari depan kantor Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta di Kotabaru menyusuri Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sajiono, Jalan Juandi, Jalan Ipda Tut Harsono, Jalan Kusumanegara, menuju kawasan Kotagede dan berakhir di Bendung Lepen Giwangan.
Di sepanjang jalur tersebut, wisatawan dapat menikmati suasana heritage Kotabaru yang dipenuhi dengan bangunan bergaya Indis, Masjid Perak Kotagede, menikmati kuliner di Lapangan Karang, Masjid Besar Mataram, Taman Gajah Wong, dan menikmati kesegaran alam di Bendung Lepen. "Kami akan sempurnakan rute ini dengan melintasi pabrik cerutu Tarumartani," kata Wahyu.
Rute dua yang disiapkan bertema Tilik Jeron Beteng sepanjang 8,8 kilometer yang diawali dari Pasar Pakuncen, Kampung Ketanggungan, Sindurejan, Suryodiningratan, Magangan dan berakhir di Plaza Pasar Ngasem. Di sepanjang rute tersebut, wisatawan dapat menyusuri situs Keraton Yogyakarta dan mengulik potensi di sekitar Keraton, Taman Sari, Alun-Alun Yogyakarta, menyusuri Sungai Winongo sisi selatan, serta menikmati Bendung Tanjung.
Sedangkan, rute ketiga bertema Jajah Kampung Susur Sungai sepanjang 6,7 kilometer, yaitu menikmati suasana di seputar Sungai Winongo dan Sungai Code sembari menikmati potensi seni dan budaya seperti Jathilan, kampung sayur, kerajinan, dan kuliner. Rute keempat bertema hampir sama yaitu Jajah Kampung yang menawarkan wisata di seputar kawasan heritage dengan bangunan-bangun kuno seperti di Museum Wiratama, bengkel kereta api Balai Yasa, hingga makan Wijaya Brata. Rute berjarak 6,5 km.
Sedangkan, rute terakhir berada di sekitar Taman Pintar Yogyakarta sepanjang 6,5 km. Wisatawan akan diajak bersepeda dari Taman Pintar menuju ke arah selatan dan berakhir di Giwangan yang nantinya akan menjadi lokasi Taman Pintar 2.
Rute ini melewati kampung yang selama ini dikenal sebagai kampung turis yaitu Kampung Prawirotaman serta di Kampung Keparakan yang selama ini menjadi sentra kerajinan sandal kulit, kaos, tas, hingga batik dan lurik serta kuliner sepanjang Sungai Code.