REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Lembaga pengawasan korupsi China, Central Commission for Discipline Inspection (CCDI), mmeprotes tayangan mukbang yang beredar di sana. CCDI menilai video tersebut mengajak orang membuang-buang makanan.
Video mukbang berasal dari Korea Selatan, berisi orang atau kreator konten yang makan dalam jumlah sangat banyak. Video seperti ini semakin populer di China, dikutip dari Reuters, Senin (12/4), namun, menjadi sasaran kritik dari media milik negara karena melanggar aturan.
Tahun lalu Presiden China Xi Jinping meluncurkan program untuk mengatasi sampah makanan. CCDI menilai platform media sosial harus mengencangkan pengawasan dan menghentikan siaran yang tidak layak hingga memblokir akun-akun yang melanggar.
"Perilaku seperti 'video minum sangat banyak' tidak hanya merusak kesehatan pembawa acaranya dan mengakibatkan sampah makanan, tapi, juga mempromosikan mentalitas buruk dan berbahaya terhadap kesehatan ekologi industri," kata CCDI.
Mereka berpendapat hukuman untuk orang-orang yang mengunggah video mukbang harus diperkuat. Catatan CCDI, sejumlah orang yang mengunggah video mukbang bisa meraup pendapatan hingga 3.000 yuan.
China pada 2018 pernah bertindak pada situs Kuaishou, yaitu menangguhkan akun Hebei Pangzai yang sering membagikan video mukbang bir kepada 400.000 pengikutnya. Dia kemudian pindah membagikan video di platform Twitter.