REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ramadan adalah bulan perjuangan, waktu untuk bekerja keras menggapai ridho Allah SWT melalui mengerjakan semua ibadah. Sangat disayangkan seorang yang beriman melewati bulan Ramadhan tanpa ada kesan dalam berjuang menjalankan ibadah.
"Ramadan adalah bulan perjuangan, waktu untuk bekerja, bukan waktu untuk tidur-tiduran. Umat Islam harus ingat itu," kata Ustaz H Saifuddin Aman Al Damawy dalam bukunya "Hidangan Ramadhan"
Ustadz H Saifudin mengatakan di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW menjalankan jihad besar (Perang Badar) dan memperoleh kemenangan. Di bulan Ramadhan Rasulullah SAW bergerak cepat berangkat menuju Makkah, berjihad meninggikan kalimat Allah, mengembalikan kemuliaan Ka'bah yang kita kenal dengan 'Fathul Makkah'.
"Di bulan Ramadhan banyak peristiwa penting yang bisa kita jadikan motivasi untuk menambah semangat menciptakan masa depan yang indah untuk mendapat hari-hari istimewa," katanya
Ustadz H Saifuddin Aman mengatakan memang selalu ada suatu kerinduan yang mendalam setelah sekian bulan menanti kedatangan Ramadhan. Maka sungguh sangat layak kalau kita menyebutnya dengan penuh sukacita.
"Barang siapa yang merasa bersukacita dengan datangnya Ramadan, maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari jilatan api neraka," demikian kata Ustadz H Saifuddin menurut hadits Rasulullah.
Menurutnya yang merindukan Ramadhan pasti tergambar di depan matanya bagaimana indahnya puasa, nikmatnya berbuka puasa dan semaraknya sholat tarawih. Di dalam pikiran kita tervisualisasikan indahnya bermesraan dengan Allah di saat membaca Alquran, mendirikan qiamulail bermunajat dan berdoa.
"Semarak Ramadhan membuat hati berbunga-bunga, sehingga tidak ada rasa yang menjalar ke sekujur tubuh selain kesenangan," katanya.
Ramadhan benar-benar bulan keindahan. Dan keindahan itu akan menjadi kekal sepanjang hayat manakala kita banyak beribadah dan beramal sosial. Semakin banyak beramal sosial semakin indah dan senang hidup kita dan semakin banyak ibadah, semakin menikmati hidup kita.