REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Lebih dari 20 ribu warga Jerman turun ke jalan untuk menentang penerapan karantina wilayah (lockdown) pada Rabu (21/4). Bentrokan dengan aparat keamanan sempat terjadi.
Aksi unjuk rasa berlangsung saat parlemen Jerman hendak melakukan pemungutan suara pada proposal kabinet Kanselir Angela Merkel terkait penerapan lockdown nasional. Di Berlin, para demonstran meneriakkan "Wir sind das Volk (Kami adalah rakyat)”, slogan dari aksi protes damai yang memicu runtuhnya rezim komunis Jerman Timur pada 1989.
Sejumlah pengunjuk rasa berusaha menerobos barikade penghalang polisi. Aksi itu direspons polisi dengan menyemburkan meriam air. Bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran terjadi di Kassel. "Kami tidak akan mentoleransi serangan semacam itu. Ini bukanlah protes damai yang terlihat," kata polisi setempat di Twitter.
Aksi unjuk rasa tersebut dilaporkan diorganisir oleh gerakan Querdenken (Lateral Thinking). Mereka disebut telah berada di balik banyak demonstrasi sejenis selama pandemi. Para ahli menilai aksi semacam itu berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19.
Angela Merkel telah mempertahankan rencana untuk menerapkan lockdown tingkat nasional. Tujuannya mencegah sistem perawatan kesehatan tak kewalahan menangani peningkatan pasien Covid-19. Jika disahkan di majelis rendah parlemen, proposal terkait lockdown itu diharapkan dapat segera dikirim ke majelis tinggi, yang dijalankan oleh negara bagian. Pemungutan suara berikutnya diharapkan terlaksana pada Kamis (22/4).
Sejauh ini Jerman telah melaporkan lebih dari 2,6 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal melampaui 74 ribu jiwa.