REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga pendidikan atau guru dan tenaga non-pendidikan pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Vaksinasi ini digelar sebagai persiapan pembelajaran tatap muka yang rencananya bakal digelar Juli 2021 mendatang.
Menurut Rektor Itenas Bandung, Prof Meilinda Nurbanasari, Ph.D, kegiatan tersebut digelar Itenas Bandung sebagai salah satu wujud dukungan Itenas Bandung terhadap program vaksinasi Covid-19 yang digulirkan pemerintah. Selain itu, pemberian vaksin ke guru ini dilakukan, setelah vaksinasi dosis pertama dan kedua bagi Dosen dan Karyawan Itenas, kini Itenas Bandung digelar.
"Bahkan, Itenas pun menjadi tempat penyelenggara vaksinasi bagi Tenaga Pendidik, Tenaga Kependidikan, Aparatur Sipil Negara (ASN) se-Kecamatan Cibeunying Kaler," katanya, Kamis (22/4).
Meilinda mengatakan, Itenas Bandung sangat mendukung program vaksinasi Covid-19 yang terus digaungkan oleh pemerintah, agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Penyelenggara vaksinasi Covid-19 ini, kata dia, diikuti tenaga pendidikan, termasuk tenaga non-pendidikan PAUD, sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga SMA di wilayah Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung.
"Penyelenggaraan vaksinasi ini atas permintaan camat Cibeunying Kaler dan pihak Puskesmas Neglasari. Pada prinsipnya, kami sangat mendukung pemerintah untuk vaksinasi, agar pandemi ini segera berakhir," ujar Meilinda dalam siaran persnya, Kamis (22/4).
Selain menyediakan tempat, kata Meilinda, pihaknya juga menyediakan sarana pendukung, mulai dari komputer dan jaringan internet hingga printer untuk mendukung pendataan, termasuk tenaga administrasi yang melibatkan mahasiswa Itenas Bandung.
"Melalui proses ini, kami pun nantinya siap menyelengarakan vaksinasi bagi masyarakat umum karena kami berkomitmen mendukung vaksinasi," katanya.
Meilinda mengatakan, kegiatan vaksinasi COVID-19 yang diikuti total 1.485 tenaga pendidikan dan tenaga non-pendidikan PAUD, SD, SMP, SMK, dan SMA ini juga menjadi salah satu wujud dukungan Itenas Bandung dalam persiapan pembelajaran tatap muka.
Menurutnya, Itenas Bandung sangat mendorong pembelajaran tatap muka segera digelar. Karena, jika pembelajaran online terus menerus dilakukan, maka kualitas pendidikan akan menurun.
"Kami sangat mendorong sekali proses pembelajaran tatap muka karena kami sadari, kalau pembelajaran online berlama-lama ada penurunan (kualitas) dan itu rasanya sudah disadari," katanya.
Terlebih, kata Meilinda, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan tiga menteri lainnya telah menyepakati pembelajaran tatap muka dimulai sejak Januari 2021 lalu.