REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Mantan bek kiri Juventus, Patrice Evra, mengomentari situasi terkini di eks klubnya. Evra mengatakan Juventus melakukan kesalahan terbesar ketika memecat Massimiliano Allegri dua tahun silam.
“Saya juga harus mengatakan, kesalahan terbesar Juve adalah memecat Massimiliano Allegri. Para penggemar mengkritiknya bahkan ketika kami menang, dan membawa kami ke final Liga Champions. Anda mengira dia seseorang yang sangat Milan, tapi percayalah, dia tetap mencintai Juventus," ujar sosok yang pernah menjadi kapten Manchester United ini di Instagram miliknya, dikutip dari Football Italia, Ahad (25/4).
Evra juga membahas arsitek Juve saat ini, Andrea Pirlo. Sebagai teman baik, ia berharap Pirlo baik-baik saja. Mereka berteman baik.
"Semoga dia bisa bertahan di Juventus selama mungkin,” kata dia.
Ia berbicara tentang sepak terjang Bianconeri musim 2020/21. Evra melihat gelar scudetto nampaknya bakal jatuh ke tangan Inter Milan.
Menurutnya, Nerazzurri berhasil mampu meraih hasil positif lantaran mempekerjakan banyak tokoh yang sebelumnya bagian dari si Nyonya Tua. Ada pelatih Antonio Conte dan sosok di belakang layar macam Giuseppe Marotta.
Ia menyaksikan Marotta membuat keajaiban di Juventus dengan mendatangkan banyak pemain hebat. Termasuk, dirinya saat ditarik dari Manchester United beberapa tahun silam. Kini, tokoh kelahiran Varese melakukan hal serupa di Giuseppe Meazza.
Melalui media sosial, Evra juga menyapa penggemar Juve di seluruh dunia.
Ia mengaku merindukan mereka.
Evra juga turut membahas isu terkini. Dalam beberapa hari terakhir, ada wacana pembentukan Liga Super Eropa.
Sejumlah pihak menentang keras. Alhasil agenda tersebut layu sebelum berkembang.
Evra melihat kekuatan orang banyak bisa mengubah situasi. Ia berharap hal yang sama bisa terjadi dalam menentang pelecehan ras di dunia olahraga.
"Saya ingin semua penggemar, pemain, komentator, dan pakar memberikan energi yang sama, memerangi rasisme," ujar 81 caps tim nasional Prancis itu.