Ahad 25 Apr 2021 17:12 WIB

Jaga Pasokan Beras Jakarta, Anies Rangkul Petani Ngawi 

Kerja sama ini juga mendongkrak penghasilan petani Ngawi dengan sistem resi gudang.

Rep: Febryan. A/ Red: Ratna Puspita
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Bupati Ngawi, Ony Anwar, menandatangani perjanjian kerja sama hasil pertanian di Kecamatan Geneng, Ngwai, Ahad (25/4). Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kiri) turut menyaksikan penandatanganan itu.
Foto: Pemprov DKI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) dan Bupati Ngawi, Ony Anwar, menandatangani perjanjian kerja sama hasil pertanian di Kecamatan Geneng, Ngwai, Ahad (25/4). Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kiri) turut menyaksikan penandatanganan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur, untuk mencukupi pasokan beras di Jakarta. Selain membantu pasokan beras Ibu Kota, kerja sama ini juga mendongkrak penghasilan petani Ngawi dengan sistem resi gudang. 

Kerja sama ini dilaksanakan Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Food Station Tjipinang Jaya. Sedangkan Pemkab Ngawi melalui Daya Tani Sembada dan Kelompok Tani Sido Rukun yang berbasis di Kecamatan Geneng. “Perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh Anies Baswedan dan Bupati Ngawi Ony Anwar di Kecamatan Geneng, Ahad (25/4). 

Baca Juga

Dalam sambutannya, Anies mengatakan, kerja sama ini memiliki dua dimensi yang berkeadilan. Satu sisi, langkah ini merupakan upaya serius untuk memenuhi kebutuhan pangan di Jakarta. 

“Di sisi lain, kita ingin menghadirkan keadilan sosial, khususnya untuk para petani daerah, agar mereka mendapat manfaat lebih besar, mendapat peningkatan kesejahteraan, dan mendapat kepastian atas produk-produknya,” kata Anies sebagaimana dikutip dari siaran pers resminya di Jakarta, Ahad. 

Peningkatan kesejahteraan petani itu, kata Anies, salah satunya dilakukan dengan menerapkan sistem resi gudang (SRG). SRG membuat petani tak perlu buru-buru menjual harga gabah mereka sewaktu harga rendah. 

Hal ini bermanfaat karena biasanya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Dengan penyimpanan di gudang SRG, maka petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik. 

Selama hasil panen mereka disimpan di gudang SRG, para petani akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya. 

“Melalui sistem resi gudang yang ditandatangani kali ini, petani akan memiliki kepastian terkait harga produk mereka. Selain itu, dengan menyimpannya di resi gudang, mereka juga bisa memanfaatkan untuk mengambil pinjaman pembiayaan dari lembaga keuangan,” ujar Anies. 

Sementara itu, Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut menyaksikan penandatanganan itu. Khofifah berharap kerja sama ini bisa diperluas pada berbagai aspek. 

Sebab, Jawa Timur surplus pangan dan juga kesulitan mengembangkan pasar. “Kita mengucapkan terima kasih atas kerja sama ini yang akan memberikan manfaat pada peningkatan kesejahteraan, khususnya di Ngawi dan Jatim. Kami akan menjadi bagian penguatan kerja sama ini dan kami mohon agar kami bisa akses lebih banyak dan menghubungkan para gapoktan agar mereka mendapatkan market yang lebih besar, terutama di Jakarta,” kata Khofifah. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement