REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Fenway Sports Group (FSG) diketahui sebagai salah satu pendukung proyek yang hanya bertahan 48 jam, Liga Super Eropa. Kompetisi tandingan Liga Champions itu mendapatkan protes keras dari para penggemar.
Manajer Liverpool, Juergen Klopp dan pemain sudah angkat suara untuk melawan kompetisi tersebut. Pemilik Liverpool, John W Henry menerima setiap tuduhan atas kesalahannya dan telah meminta maaf.
Protes yang terjadi di Anfield mungkin tidak sekeras yang terjadi di klub lain. Hal ini ditunjukkan dari Spirit of Shankly (SOS) yang mendata anggotanya tentang langkah apa yang harus diambil oleh penggemar Liverpool.
Dilansir dari laman Sky Sports, Rabu (28/4),sebanyak 89 persen mendukung SOS sebagai perwakilan untuk menghadapi klub. Mereka bersedia mendorong SOS untuk berkomunikasi dengan klub dan grupnya.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Liverpool, Billy Hogan merespons itu kurang dari 24 jam. Dia menyebut hubungan baik di antara penggemar dan klub membuat proses akan berjalan secepat mungkin.
"Kami akan menunjukkan keseriusan kami dalam menghadapi situasi ini dan kebutuhan akan perubahan yang positif dan bermakna atas kejadian ini," ungkap Hogan dalam pernyataannya.
Hogan mengapresiasi SOS sebagai perwakilan penggemar yang memilih untuk terlibat secara aktif dengan klub. Menurutnya, hal ini bisa membuat solusi dapat dicapai dan tentunya terbaik bagi klub.
"Dengan semangat ini, saya akan berusaha mengadakan pertemuan awal segera ketika sudah menemukan jadwal," kata Hogan.
Sementara itu Direktur Eksekutif Asosiasi Pesepakbola Profesional, Gordon Taylor memuji peran tim dalam menggagalkan proyek Liga Eropa. Sebut saja apa yang dilakukan oleh pemain Liverpool, Jordan Henderson, James Milner dan pemain Manchester City, Kevin De Bruyne. Hal serupa pun bahkan ditunjukan oleh tim lain yang tidak bergabung dalam proyek tersebut.
"Saya hanya merasa reaksinya brilian, mereka datang dari anggota kami, para manajer, pemerintah dan Pangeran William," kata Taylor.
Menurutnya, pemain dan manajer telah menunjukkan betapa mereka peduli dengan suporter. Sehingga dia dapat merasakan ada perasaan yang nyata tentang apa itu olahraga, termasuk tentang keajaiban yang bisa terjadi di dalamnya.
"Jika kami kalah, kami benar-benar tidak menghormati warisan kami. Saya merasa itu adalah respons yang hebat," kata Taylor.