REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Aparat Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengungkap kasus pengeroyokan yang menyebabkan tewasnya seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Alamamater Wartawan Surabaya (Stikosa AWS). Korbannya bernama Zainal Fattah (25 tahun)
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ganis Setyaningrum mengungkapkan, korban sempat melaporkan peristiwa pengeroyokan tersebut sebelum akhirnya meninggal dunia akibat luka-luka dideritanya. "Korban sempat tak sadarkan diri akibat peristiwa pengeroyokan tersebut dan waktu itu langsung dilarikan ke rumah sakit," ujarnya saat konfrensi persi di Surabaya, Rabu (28/4).
"Sepulangnya dari rumah sakit korban datang ke kantor polisi untuk melaporkan para pelaku. Namun akhirnya meninggal dunia setelah melewati masa-masa kritis," katanya menambahkan.
Polisi telah menangkap dua pelaku pengeroyokan, yaitu Achmad Gufron (23) dan Mohammad Imron (20), warga Jalan Kalimas Baru Surabaya, yang masih tetangga satu kampung dengan korban. Menurut penyelidikan polisi, peristiwa pengeroyokan bermula saat dua kelompok patroli sahur di wilayah Kalimas Surabaya bertemu dan terjadi kesalahpahaman. Kedua kelompok itu kemudian bergesekan. Salah satu kelompok mengadukan ke Fattah karena kalah jumlah orang.
Namun, sesampainya di tempat kejadian perkara, Fattah yang berniat melerai justru dikeroyok hingga babak belur sampai terluka parah. "Di antaranya ada yang memukul menggunakan balok kayu, pipa besi dan batu," ucap Ganis. Uang senilai Rp 900 ribu dan dua telepon seluler milik korban turut dirampas saat pengeroyokan.
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Stikosa AWS M Zurqoni mendatangi Markas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk mendukung proses penyelidikan polisi. "Kami mengapresiasi kinerja polisi dalam mengungkap kasus kematian Zainal Fattah. Sejauh ini sudah ada progres yang bagus dengan menangkap dua orang pelaku. Menurut kepolisian, beberapa pelaku lainnya masih dalam proses pengejaran," katanya.