REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Meski sudah mendekati waktu larangan mudik pada 6 Mei 2021, Terminal Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat belum ada kenaikan jumlah penumpang yang tinggi. Sejauh ini, penumpang yang datang masih dalam angka normal.
Kepala Terminal Kelas IA Baranangsiang, Moses Lieba Ary mengatakan, penumpang bus antarkota dalamprovinsi (AKDP) tercatat lebih banyak dibandingkan dibandingkan dengan penumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Meski demikan, jumlah penumpang paling tinggi masih berada pada bus tujuan Jabodetabek.
"Belum ada peningkatan, memang dikatakan ledskan penumpang belum ada. Istilahnya masih normal. Memang sedikit lebih banyak perjalanan AKDP daripada AKAP. Namun tetap paling tinggi penumpang tujuan Jabodetabek," kata Moses kepada Republika, akhir pekan kemarin.
Moses mengatakan,jumlah penumpang di Terminal Baranangsiang terpantau fluktuatif atau naik turun. Meski ada kenaikan, jumlah kenaikan penumpang yang terjadi tidak terlalu signifikan. Apalagi, sambung dia, keesokan harinya biasanya jumlah penumpang kembali turun.
"Fluktuatif sih, naiknya juga masih normal seperti hari biasa, tapi besoknya bisa turun. Tujuan paling banyak kalau luar Kota Bogor ke Pulau Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur(," tuturnya.
Moses menegaskan, pada 6 Mei hingga 17 Meinanti, Terminal Baranangsiang akan menghentikan operasional pelayanan bus AKAP dan AKDP. Penghentian operasional tersebut dilakukan setelah diterbitkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri.
Hanya saja, menurut Moses, pelayanan perkotaan atau transportasi tujuan Jabodetabek di Terminal Baranangsiang masih tetap beroperasi. "Mulai tanggal 6 Mei 2021 terminal tetap buka, tapi yang ada hanya pelayanan transportasi Jabodetabek. AKAP dan AKDP tidak ada pelayanan," jelasnya.