Selasa 04 May 2021 00:08 WIB

Abai Protokol Kesehatan Picu Lonjakan Covid di Riau

PPKM dinilai berjalan tak efektif.

Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar menyatakan bahwa lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di wilayahnya sejak April 2021 dipicu oleh pengabaian protokol kesehatan. Tak hanya itu,  pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berjalan tidak efektif.

"Ini karena ada pembukaan tempat makan, tempat minum, yang dimanfaatkan pemilik untuk mendapatkan keuntungan dengan mengabaikan protokol kesehatan. Padahal seharusnya protokol kesehatan diterapkan dengan ketat," kata Syamsuar di Pekanbaru, Senin.

Baca Juga

Gubernur melihat kafe dan rumah makan sebagai salah satu tempat dengan risiko penularan virus corona tinggi karena pada masa buka puasa dan malam hari menerima pengunjung melampaui batas 50 persen dari kapasitas ruang. "Seharusnya hanya 50 persen saja boleh," katanya.

Gubernur juga mengatakan bahwa PPKM yang dijalankan di beberapa kabupaten dan kota belum menunjukkan dampak signifikan terhadap penurunan kasus penularan COVID-19. "PPKM sudah dilakukan, tetapi belum ada menunjukkan tren positif. Angkanya (kasus baru) juga masih terus naik," katanya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan bahwa pengawasan di pintu masuk lintas kota dan provinsi mulai mengendor. "Penyekatan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik di 58 penyekatan antar kota dan provinsi. Melihat laporan, pengetatan mulai kendor, sedikit yang diberikan sanksi. Baik kembali ke tempatnya, karena tidak membawa bebas Covid-19 atau tidak mematuhi prokes," katanya.

Gubernur minta aparat keamanan menggencarkan kegiatan penegakan protokol kesehatan untuk menekan risiko penularan Covid-19. Kepala Kepolisian Daerah mengatakan, kepolisian akan menggunakan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 untuk menegakkan protokol kesehatan. "Sekarang saatnya melakukan lebih ketat dengan penegakan prokes dengan menggunakan perda, agar memiliki efek jera," katanya.

Menurut data Dinas Kesehatan, selama bulan April 2021 jumlah kasus Covid-19 di wilayah Riau bertambah sampai 9.500, pertambahan terbanyak yang terjadi sejak awal pandemi.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلْيَسْتَعْفِفِ الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ نِكَاحًا حَتّٰى يُغْنِيَهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.

(QS. An-Nur ayat 33)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement