REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Protes fan Manchester United (MU) sebelum laga melawan Liverpool yang berujung bentrok dengan kepolisian serta pengrusakan terhadap sejumlah fasilitas di Old Trafford, merupakan buah dari kemarahan terhadap klub yang bergabung dengan Liga Super Eropa. Fan MU melakukan protes keras kepada pemilik klub, yaitu keluarga Glazer.
Namun sebuah artikel yang ditulis oleh Jack Otway di Express mengingatkan kepada fan agar berhati-hati dalam melakukan protes. Menurutnya, jika melampaui batas, maka bisa merugikan kerja keras pelatih MU Ole Gunnar Solskjaer dalam membangun tim.
MU mengutuk keras protes yang berujung dengan aksi anarkis di Old Trafford sehingga pertandingan ditunda sampai waktu yang belum ditentukan. Termasuk aksi yang menyebabkan dua petugas kepolisian terluka serta ketika suar dilemparkan ke pakar Skysports.
MU mengakui fan berhak melakukan protes. Namun mereka harus berhati-hati jika MU mendapatkan sanksi pengurangan poin, maka itu akan merusak kerja Solskjaer dan para pemain.
Solskjaer telah melewati banyak badai selama menjadi pelatih MU. Tim tampil buruk pada awal musim, namun perlahan menunjukkan peningkatan signifikan. MU sedang naik daun dengan menduduki posisi kedua klasemen Liga Primer Inggris.
MU pun berpotensi mengangkat trofi musim ini karena peluang menjadi juara Liga Europa cukup besar. Satu langkah kakinya sudah berada di final berkat kemenangan 6-2 atas AS Roma di leg pertama semifinal.
Yang paling mengesankan dari kinerja Solskjaer dan para stafnya adalah menangani situasi Covid-19 dengan sangat teliti.