REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap sejumlah indikator pendukung pertumbuhan ekonomi kuartal satu 2021. Tercatat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2021 masih mengalami kontraksi sebesar minus 0,74 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan indikator pendukung antara lain produksi mobil pada kuartal I 2021 sebanyak 255.312 unit atau naik 23,36 persen quarter to quarter (qtq) dan turun 22,16 persen yoy. Kemudian penjualan mobil secara wholesale sebanyak 187.021 unit atau meningkat 16,63 persen qtq dan turun 21,05 persen yoy.
Penjualan sepeda motor secara wholesale sebanyak 1,29 juta unit atau naik 64,52 persen qtq, tapi turun 17,61 persen yoy. Selanjutnya produksi semen pada kuartal empat 2021 sebesar 15,18 juta ton atau turun 18,10 persen qtq maupun 2,15 persen yoy.
“Secara kuartalan, pertumbuhan PDB Indonesia juga masih terkontraksi sebesar minus 0,96 persen (qtq).
Dibandingkan posisi kuartal I 2020 perekonomian Indonesia masih kontraksi 0,74 persen. Dibandingkan kuartal sebelumnya, ini perbaikan yang cukup signifikan,” ujarnya saat konferensi pers virtual.
Sejalan dengan itu, Suhariyanto menjelaskan inflasi pada kuartal satu 2021 sebesar 1,37 persen secara yoy. Inflasi bergerak lambat dikarenakan pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas orang sehingga sisi permintaan menjadi terhambat.
Adapun realisasi belanja negara (APBN) pada kuartal I 2021 sebesar Rp 523,04 triliun meningkat dari kuartal satu 2020 sebesar Rp 452,41 triliun. Kemudian realisasi penanaman modal yang tercatat di BKPM sebesar Rp 219,7 triliun atau meningkat 4,3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.