REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Zebra Nusantara Tbk, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Hotel JW Marriott, Jakarta, Jumat (7/5). Manajemen perusahaan dnegan emiten saham ZBRA tersebut memaparkan beberapa poin penting kepada para pemegang saham dan juga kuasa para pemegang saham yang menghadiri acara tersebut.
Direktur PT Zebra Nusantara, Rudy Tanoesoedibjo mengatakan, acara tersebut juga memperkenalkan manajemen ZBRA yang baru saja ditetapkan pada RUPST. "Acara dibuka oleh Bapak Mulyadi selaku Direktur Utama ZBRA dari manajamen lama. Dalam pembukaan ini, Bapak Mulyadi menyatakan acara RUPST ini dihadiri oleh 83,63 persen pemegang saham dari total seluruh saham. Tentunya dengan kehadiran dari para pemegang saham tersebut, hal ini telah memenuhi syarat untuk menggelar acara tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," kata Rudy dalam siaran di Jakarta, Jumat (7/5).
Dia mengatakan, acara RUPST, membahas persetujuan atas laporan tahunan, termasuk laporan keuangan perseroan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020. Juga, penetapan penggunaan laba bersih perseroan, penunjukan kantor akuntan publik terdaftar untuk mengaudit laporan keuangan perseroan, dan penetapan honorarium akuntan publik serta persyaratan lainnya, perubahan susunan direksi dan dewan komisaris perseroan, dan juga penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan untuk direksi dan dewan komisaris.
"Dalam hal ini, ditetapkan komisaris independen, yaitu Bapak Robert Pakpahan, Komisaris diisi oleh Ibu Juliati Hadi beserta Bapak Komjen (Purn) Dwi Priyatno. Selain itu ditetapkan pula Direktur Utama, yaitu Bapak Rudy Tanoesoedibjo, dan berada di bawahnya yaitu Bapak Paulus Lo serta Bapak Rudy Tanoesoedibjo selaku Direktur. Tentunya dengan adanya manajamen ZBRA yang baru, hal ini dapat membawa perkembangan bisnis yang menjanjikan ke depannya," kata Rudy.
Rudy mengatakan, PT Zebra Nusantara sekaligus menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Acara RUPSLB dihadiri sekitar 83,49 persen pemegang saham dari total seluruh saham yang ada.
"Beberapa poin penting diagendakan yang dibahas, yaitu pengubahan dan pernyataan Kembali anggaran dasar perseroan dan juga persetujuan atas rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham yang akan dilakukan oleh perseroan (PMHMETD)," kata Rudy.
Dia menambahkan, perseroan menyampaikan pengendali baru ingin memindahkan kedudukan perseroan di daaerah Jakarta Selatan. Hal itu dilakukan agar dapat mempercepat proses bisnis yang ada. Tak hanya sampai di situ, kata Rudy, perseroan juga ingin mengembangkan konsep bisnis inegrated end-to-end supply chain solution lewat DNR bersama dengan unit usaha di bawahnya, yaitu DNR Distribution, iStoreiSend Indonesia (SSI), MTG, DPORT, dan juga BIG.