Senin 10 May 2021 17:17 WIB

Wisata di Garut Tetap Buka Saat Libur Lebaran

Jumlah pengunjung tetap akan dibatasi, maksimal 50 persen dari kapasitas

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah wisatawan membeli aneka makanan ringan khas Garut di pusat oleh-oleh kawasan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2020). Libur Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan wisatawan dari berbagai daerah untuk membeli oleh-oleh khas Garut usai mengunjungi berbagai tempat wisata di daerah tersebut.
Foto: ANTARA/Candra Yanuarsyah
Sejumlah wisatawan membeli aneka makanan ringan khas Garut di pusat oleh-oleh kawasan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (26/12/2020). Libur Natal dan Tahun Baru dimanfaatkan wisatawan dari berbagai daerah untuk membeli oleh-oleh khas Garut usai mengunjungi berbagai tempat wisata di daerah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut berencana tetap memperbolehkan destinasi wisata beroperasi selama libur Lebaran 1442 H. Status zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut tak membuat pemerintah setempat menutup tempat wisata.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, sesuai dengan arahan dari pemerintah pusat, hanya tempat wisata yang berada di zona merah yang ditutup. Sementara status Kabupaten Garut adalah zona oranye."Jadi kalau zona oranye boleh buka," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (10/5).

Meski begitu, jumlah pengunjung tetap akan dibatasi. Maksimal pengunjung yang diperbolehkan datang hanya 50 persen dari kapasitas destinasi wisata. Penerapan protokol kesehatan (prokes) di destinasi wisata juga akan diperketat.

Budi menambahkan, Pemkab Garut akan segera mengeluarkan surat edaran (SE) terkait aktivitas pariwisata selama libur Lebaran. SE itu akan diberikan kepada seluruh stakeholder sektor pariwisata agar tetap para pengelola tempat wisata dan hotel tetap menerapkan prokes dengan ketat.

Ihwal wisatawan dari luar daerah, pihaknya tak melarang secara langsung untuk datang ke Kabupaten Garut selama libur Lebaran. Namun, setiap pengunjung dari luar daerah akan diperiksa di pos penyakatan. "Kalau wisatawan dari kuar itu kan tergantung boleh masuk atau tidak di perbatasan. Itu bukan kewenangan kami," kata dia.

Ia menilai, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut tak memiliki banyak personel untuk melakukan pemeriksaan kepada setiap wisatawan yang datang. Artinya, ketika wisatawan sudah masuk ke Garut, mereka bisa berkunjung ke tempat wisata yang ada. 

Namun, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan tes swab antigen secara acak kepada wisatawan di setiap tempat wisata. Ketika di satu lokasi tempat wisata banyak ditemukan wisatawan yang positif, tempat itu akan ditutup. "Itu tergantung di lapangan. Saya akan konsul ke polres. Apakah ada penjagaan di lokasi prioritas," kata Budi.

Ihwal adanya Instruksi Kapolri terkait larangan tempat wisata beroperasi di daerah zona oranye, ia mengaku belum menerima instruksi itu. Hingga saat ini, Pemkab Garut masih berencana akan tetap membuka tempat wisata."Namun, kita masih menunggu keputusan dari pimpinan akan seperti apa. Kalau memang harus tutup, akan kota tutup," kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabuapten Garut, Leli Yuliani mengatakan, pihaknya telah menyediakan sekitar 1.500 alat rapid test antigen dengan sasaran pengetesan di tempat wisata. Pengetesan di tempat wisata itu akan dilakukan secara acak."Namun pengetesan di tempat wisata belum mulai. Kemungkinan baru akan dilakukan H+1 Lebaran," kata dia.

Selain di tempat wisata, Dinas Kesehatan Kabupaten Garut juga telah menyediakan sekitar 6.000 alat rapid test dengan sasaran pemeriksaan di pos penyekatan. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi pemudik yang terpapar Covid-19.

Leli mengatakan, momen Lebaran sangat berpotensi menambah jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut. Bahkan dapat terjadi ledakan kasus positif Covid-19.

Ia menjelaskan, potensi ledakan kasus itu tak semata berasal dari pemudik. Sebab, saat ini di Kabupaten Garut sudah mulai banyak terjadi kerumunan orang, terutama di pusat perbelanjaan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement