Rabu 12 May 2021 17:05 WIB

Jerman Batasi Akses Data WhatsApp untuk Facebook

Jerman meminta agar penyaluran informasi user data itu dihentikan selama 3 bulan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Whatsapp
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Whatsapp

REPUBLIKA.CO.ID, HAMBURG--Demi memenuhi kebutuhan infrastruktur, WhatsApp dan Facebook melakukan user data sharing dalam sejumlah informasi tertentu. Hal ini pun sempat membuat polemik hingga akhirnya Jerman ingin agar data sharing itu dihentikan.

Dilansir dari DW pada Rabu (12/5), otoritas Jerman telah menyampaikan hal ini kepada Facebook pekan lalu. Hal ini dilakukan karena penyaluran user data ini berpotensi melanggar European data protection rules.

Baca Juga

Data protection commissioner, Johannes Caspar mengatakan, saat ini otoritas Jerman telah meminta agar penyaluran informasi user data itu dihentikan selama tiga bulan kedepan.

"Perintah tersebut dimaksudkan untuk melindungi hak dan kebebasan jutaan pengguna di seluruh Jerman yang memberikan persetujuan mereka terhadap persyaratan penggunaan," kata Johannes Caspar.

Menurutnya, perintah ini dimaksudkan juga untuk mencegah adanya persoalan yang akan merugikan masyarakat Jerman. Apalagi, The German data watchdog juga sempat membuka persidangan bulan lalu karena adanya kekhawatiran pengguna dipaksa untuk menyetujui pembaruan sebelum tenggat waktu atau berisiko terputus dari layanan.

Caspar mengungkap kekhawatiran ini juga didasari oleh skandal Cambridge Analytica dan kebocoran data yang terjadi pada lebih dari 500 juta pengguna Facebook.

"Hal ini sekaligus menunjukkan skala dan bahaya yang ditimbulkan oleh pembuatan profil massal dan memperingatkan bahwa profil dapat digunakan untuk memanipulasi keputusan demokratis.

Melihat tindakan ini, Facebook pun berencana untuk mengajukan banding. Pengajuan banding ini dilakukan karena pemerintah Jerman dinilai salah paham terkati regulasi yang diterapkan dalam WhatsApp.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement