REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat terganggu dengan serangan Israel ke gedung yang menjadi kantor biro media di Gaza. Hal itu diungkapkan oleh juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
"Sekretaris Jenderal juga sangat terganggu oleh serangan udara Israel hari ini terhadap gedung bertingkat tinggi di Kota Gaza yang menampung kantor beberapa organisasi media internasional serta apartemen tempat tinggal," kata Dujarric dalam sebuah pernyataan, dilansir Anadolu Agency, Ahad (16/5).
Pesawat-pesawat tempur Israel menghancurkan menara al-Jala yang menampung kantor media untuk Aljazirah TV, The Associated Press, Mayadeen Company for Media Services, stasiun radio Voice of Prisoners dan Doha Media Center. Gedung 13 lantai itu merupakan salah satu bangunan bertingkat tertua di Gaza, dan menjadi sasaran rudal Israel. Gedung itu diisi oleh kantor perusahaan media, firma hukum, dan dokter.
Dujarric mengatakan, Guterres kecewa dengan meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk kematian 10 anggota dari keluarga yang sama, serta anak-anak akibat serangan udara Israel di kamp al-Shati di Gaza. “Sekretaris Jenderal mengingatkan semua pihak bahwa setiap penargetan warga sipil, dan struktur media melanggar hukum internasional dan harus dihindari dengan segala cara,” kata Dujarric
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 147 warga Palestina, termasuk 41 anak-anak dan 23 wanita. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel menyebabkan 1.115 orang mengalami luka-luka sejak 10 Mei.
Israel menghancurkan kantor Associated Press dan Aljazirah yang terletak di Gedung al-Jalaa di kota Gaza pada Sabtu (15/5). Pemilik gedung sebelumnya telah menerima peringatan tentang serangan, sehingga dapat mengevakuasi penghuni gedung.
Seorang jurnalis Palestina terluka dalam serangan itu. Media Palestina melaporkan, puing-puing gedung serta pecahan peluru tampak berserakan.
Militer Israel mengatakan, jet tempur milik mereka telah menghantam gedung bertingkat yang berisi aset militer milik kantor intelijen kelompok Hamas. Militer Israel telah memberikan peringatan dini kepada warga sipil di dalam gedung, sehingga memungkinkan mereka untuk keluar.