REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya akan melakukan evaluasi terkait penutupan seluruh objek wisata. Sebab, hingga Senin (17/5), seluruh objek wisata di Kota Tasikmalaya masih belum diperbolehkan beroperasi.
Pelaksana Tugas Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, penutupan objek wisata itu dilakukan sebelum Lebaran tiba. Alasannya, ketika itu Kota Tasikmalaya menjadi daerah zona merah (risiko tinggi) penyebaran Covid-19. Namun, meski saat ini status Kota Tasikmalaya sudah menjadi zona oranye (risiko sedang) penyebaran Covid-19, objek wisata masih belum dibuka.
"Mereka (pengelola wisata) berharap tanggal 17 (Mei) sudah bisa dibuka. Tapi kami nanti akan evaluasi apakah dimungkinan dibuka kembali. Sementara, belum bisa dipastikan kapan dibuka lagi," kata dia, Senin.
Yusuf menambahkan, saat ini masih dalam suasana Lebaran. Ia tak ingin jika objek wisata dibuka akan menimbulkan kerumunan massa.
"Kami tak berharap ada kerumunan di tempat liburan seperti itu," ujar dia.
Menurut dia, sejumlah pengelola objek wisata sudah menaati aturan pemerintah terkait larangan beroperasi selama libur Lebaran. Ia mencontohkan, objek wisata seperti Karangresik, Situ Gede, dan seluruh objek kolam renang, telah patuh untuk tak beroperasi.
Namun, Yusuf menyebutkan, tetap ada saja objek wisata di Kota Tasikmalaya yang nekat beroperasi pada liburan kemarin. Alhasil, tempat itu langsung ditutup oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya.
"Kemarin saya sedikit kecolongan dari (objek wisata) Pasir Pataya yang mungkin tidak termonitor. Saya sudah perintahkan sudah ditutup, karena di sana menimbulkan kerumunan," kata dia.