REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir membeberkan alasan di balik belum digunakannya vaksin dari Pfizer dan Moderna di Indonesia. Sejauh ini, ucap Honesti, baru ada tiga jenis vaksin yang digunakan yakni vaksin Sinovac dan vaksin produksi Bio Farma untuk program vaksinasi pemerintah serta vaksin Sinopharm untuk pengadaan vaksinasi gotong royong.
Honesti menyebut tidak ada perubahan jenis vaksin dari tujuh merek vaksin yang telah ditetapkan yakni Sinovac, Bio Farma, Novavax, Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Sinopharm.
"Tidak ada perubahan jenis vaksin. Masih dalam proses karena ada beberapa klausal dsri Pfizer yang belum mampu kita penuhi," ujar ujar Honesti saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (20/5).
Pfizer, ucap Honesti, meminta dibebaskan dari tanggung jawab hukum seandainya ada kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI). Klausal serupa kita diminta Moderna. "Ini masih dalam proses, kita berharap ada solusinya, tapi kita tak pernah hentikan (rencana kerja sama) itu," ucap Honesti.
Hingga Selasa (18/5), holding BUMN farmasi sendiri telah mendistribusikan 37 juta dosis vaksin yang meliputi 29,9 juta dosis vaksin produksi Bio Farma, 3 juta dosis vaksin jadi hasil impor dari Sinovac, dan donasi vaksin sebesar 4,1 juta dosis dari Covax/Gavi.
Honesti mengatakan Sinovac menjadi jenis vaksin covid-19 paling banyak yang digunakan Indonesia saat ini.
Bio Farma telah memiliki kontrak pengadaan 140 juta dosis bahan baku vaksin dari produsen asal Cina tersebut yang dikirim secara bertahap. Hingga saat ini, ucap Honesti, Bio Farma telah mendatangkan 65,5 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac dari total 140 juta dosis bahan baku. Bio Farma telah memproduksi 48,7 juta dosis vaksin dari 65,5 juta dosis bahan baku tersebut.
"Setiap bulan, ada kedatangan bahan baku dari Sinovac. Kita targetkan setiap bulan datang 10 juta sampai 15 juta dosis bahan baku. Dari 140 juta dosis bahan baku, kita akan produksi semuanya sampai Oktober sehingga jumlah totalnya menjadi 122,5 juta dosis vaksin," kata Honesti.