REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kisah Nabi Musa AS dalam mencari sebuah pembuktian seorang yang memiliki kesalehan yang melebihi dirinya terekam dalam sejarah yang dipahami umat Islam. Sosok saleh yang dimaksud itu ialah Nabi Khidir, di mana pada akhirnya Nabi Musa dapat menemui dia.
Nabi Musa AS yang dikenal sebagai sosok yang tegas, garang, sangat dikenal sebagai Nabi yang menjabarkan segala sesuatu secara logis. Maka tatkala mengetahui fakta bahwa ada hamba Allah yang melebihi kesalehannya, dia segera ingin mengetahui secara langsung.
Dilansir di Al-Mawdoo, Kamis (20/5), Nabi Musa bertemu Khidir diperkirakan di titik bertemunya dua lautan. Adapun dua laut yang dimaksud menurut Sayyid Qutb adalah Laut Ar-Rum dan Laut Qulzum. Yakni yang saat ini dikenal dengan nama Laut Mediterania dan Laut Merah. Wilayah ini adalah area dari Teluk Aqaba dan Teluk Suez di Laut Merah.
Beberapa interpretasi lain yang mendefinisikan dua lautan yang bertemu mengenai tempat pertemuan Nabi Musa dengan Khidir juga disampaikan oleh sejumlah ulama. Imam As Suyuti menyebutkan dalam al-Durr al-Mantsur bahwa dua lautan yang bertemu itu adalah Laut Faris dan Laut Rum, atau yang dikenal saat ini dengan nama Laut Timur dan Laut Barat. Pendapat ini juga disampaikan Ar Rabi bin Anas.
Adapun Ibnu Abi Hatim menjabarkan bahwa Abi bin Kaab meyakini bahwa dua lautan itu berada di sekitaran Benua Afrika. Sedangkan Muhammad bin Kaab mengatakan lokasi persisnya berada di Tangier, dan As Sa’di mengatakan bahwa lokasinya berada di Kar dan Rass, karena airnya mengalir ke laut.
Dalam sejarahnya, Nabi Musa berjalan dalam perjalanan