Sabtu 22 May 2021 17:12 WIB

Bupati Bogor Khawatir Mutasi Covid-19 Masuk Lewat KRL

Beberapa kasus varian baru Covid-19 ditemukan di Jakarta dan Bali.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin.
Foto: Humas Pemkab Bogor
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa varian baru Covid-19 telah memasuki Indonesia seperti B117, B1617 hingga B 1351 dan beberapa kasus diantaranya ditemukan di Jakarta. Sebagai wilayah yang berdekatan, Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin mengaku cemas warga di wilayah yang dipimpinnya tertular mutasi virus ini karena tingginya mobilitas ke ibu kota negara dengan menaiki commuter line (KRL).

Ade mengaku khawatir varian baru telah melalui sarana publik seperti KRL. "Sebab, berapa puluh persen penduduk Kabupaten Bogor, diantaranya dari Bojonggede pergi ke Jakarta menggunakan KRL dan penuh," katanya dalam sebuah diskusi bertema Varian Baru Covid-19, Sabtu (22/5).

Baca Juga

Sebab, dia melanjutkan beberapa kasus varian baru Covid-19 ditemukan di Jakarta dan Bali. Sedangkan Bogor relatif dekat dengan Jakarta. 

Jadi, ia meminta kesadaran para pengguna  kereta api untuk selalu menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti jangan mencopot masker. Sebab, dia melanjutkan, masker jadi alat yang sangat ampuh untuk mencegah penularan. 

"Kami juga mengimbau untuk melakukan vaksinasi," katanya.

Ia meminta warganya bertanya kepada masing-masing pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) karena biasanya di tempat ini ada stok vaksin. Ia menambahkan, vaksin ini diberikan gratis oleh puskesmas karena pembiayaannya dilakukan APBN. 

Jadi, ia meminta bagi yang memang urgen untuk divaksin sebaiknya puskesmas segera memberikannya. "Berikan kepada yang mau dan perlu sekali," ujarnya.

Di lain pihak, ia juga meminta pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan vaksinasi massal di tempat-tempat umum seperti kereta api, bus. Menurutnya, jika upaya ini dilakukan bosa membantu daerah yang dibatasi vaksinasinya. 

"Makanya ini bisa dibantu di fasilitas umum untuk dilakukan vaksinasi massal," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement