REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani melakukan panggilan telepon dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas pada Sabtu (22/5). Dalam panggilan telepon tersebut, Al Thani berkomitmen untuk berupaya membantu menghentikan serangan Israel terhadap warga Palestina.
Kantor berita Qatar QNA melaporkan Abbas menceritakan tentang perkembangan terkini situasi di Gaza dan upaya untuk membangun kembali wilayah Gaza yang telah hancur oleh bombardir Israel. Dalam kesempatan tersebut, Abbas mengungkapkan apresiasi atas peran Qatar yang memberikan dukungan kepada Palestina untuk mendapatkan haknya.
"Penguasa Qatar berjanji untuk melanjutkan upaya dengan negara-negara Arab dan Muslim, untuk menghentikan serangan Israel terhadap rakyat Palestina dan masjid Al-Aqsa," ujar laporan QNA.
Sebelumnya, Israel dan kelompok Hamas, Palestina telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Jumat (21/5) mulai pukul 02.00 waktu setempat. Pengumuman gencatan senjata ini disambut gembira oleh warga Gaza. Mereka memenuhi jalan-jalan untuk merayakan kemenangan tersebut.
Namun kegembiraan itu padam ketika pasukan Israel kembali melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang sedang berkumpul di kompleks al-Aqsa. Israel melanggar gencatan senjata yang telah ditengahi oleh Mesir.
Gencatan senjata dicapai setelah AS melakukan upaya diplomatik kepada pemimpin Israel. Selama negosiasi, Biden berbicara sebanyak enam kali dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden juga berbicara dengan Presiden Mesir Abel Fattah al-Sisi.
Secara tradisional Mesir memainkan peran kunci dalam memadamkan pertempuran Gaza. Mesir memiliki perjanjian perdamaian dan hubungan diplomatik dengan Israel. Mesir juga memelihara kontak dengan Hamas.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kabinet keamanannya telah memilih dengan suara bulat untuk mendukung gencatan senjata Gaza. Mereka menerima timbal balik dan tanpa syarat yang diusulkan oleh Mesir, tetapi menambahkan bahwa waktu pelaksanaan belum disepakati.
TV pemerintah Mesir melaporkan Presiden al-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan wilayah Palestina. Delegasi ini dikirim untuk bekerja demi menegakkan gencatan senjata.
Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei. Tembakan dilancarkan sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.
Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.