Jumat 03 Oct 2025 21:16 WIB

Partai Oposisi Israel Peringatkan Serangan Tiba-tiba dari Iran

Perang antar Israel dan Iran rentan terjadi kembali.

Pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman.
Foto: AP
Pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Pemimpin partai oposisi sayap kanan Yisrael Beiteinu, Avigdor Lieberman, memperingatkan Iran dapat melancarkan serangan mendadak terhadap Israel, di tengah berlanjutnya ketegangan antara kedua negara setelah perang baru-baru ini yang terjadi di antara mereka.

"Siapapun yang berpikir bahwa insiden dengan Iran telah berakhir adalah keliru dan salah kaprah," kata Lieberman dalam sebuah posting blog di platform X, Jumat (8/10/2025).

Baca Juga

Dia mengatakan, orang-orang Iran bekerja keras dan tekun, memperkuat pertahanan dan kemampuan militer mereka setiap hari, dan pekerjaan telah dilanjutkan di situs nuklir. “Pemberlakuan kembali sanksi terhadap Teheran oleh negara-negara terkemuka bukanlah sebuah kebetulan,” kata dia.

"Sepertinya orang-orang Iran mencoba untuk mengejutkan kita kali ini," lanjutnya, menyapa warga Israel secara langsung.

"Rayakanlah Sukkot— yang dimulai pada Senin dan berlangsung selama sepekan— dan habiskan waktu berkualitas dengan keluarga dan teman-teman Anda, tetapi berhati-hatilah dan tetaplah berada di dekat area-area yang terlindungi," kata dia.

Mengkritik kinerja pemerintah Israel, dia menambahkan, "Pemerintah ini tidak dapat dipercaya sampai kita memperbaiki apa yang telah mereka kacaukan, kita hanya dapat mengandalkan IDF dan diri kita sendiri."

Tidak jelas apakah Lieberman, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan Israel, mendasarkan peringatannya pada informasi intelijen tertentu atau penilaian pribadi.

Pada tanggal 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan mendadak ke Iran yang berlangsung selama 12 hari dan saling balas menyerang dengan Teheran, mengakibatkan ratusan orang tewas dan terluka di kedua belah pihak, sebelum Washington mengumumkan gencatan senjata pada tanggal 24 Juni.

Dalam beberapa pekan terakhir, pernyataan-pernyataan yang bernada hawkish muncul dari para pejabat Israel.

Termasuk Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, Amir Baraam, yang mengatakan pada tanggal 15 September bahwa akan ada serangan-serangan lain terhadap Iran.

Sedangkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menjadi buronan Mahkamah Pidana Internasional atas kejahatan perang di Gaza, berjanji pada malam Tahun Baru Ibrani (22 September) untuk menghancurkan poros kejahatan Iran.

photo
Lini Masa KOnflik Israel Iran - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement