Senin 24 May 2021 14:23 WIB

 Innalillahi, Sopir Bajaj Gantung Diri di Pasar Baru 

Belum diketahui penyebab dari gantung diri, tapi tak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Gantung diri (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Gantung diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Budi Indrawanto (37 tahun), seorang sopir bajaj, nekat mengakhiri hidupnya sendiri. Dia ditemukan tewas dengan leher tergantung pada tali tambang yang diikatkan ke pipa saluran air. 

Budi gantung diri di dekat Jalur Keluar Mobil Gedung Metro, Pasar Baru, Jalan KH. Samanhudi, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Ahad (23/5) pukul 22.00 WIB. 

Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom mengatakan, Budi adalah warga Karang Anyar, Sawah Besar. Sehari-harinya dia bekerja sebagai sopir bajaj. 

Maulana mengatakan, pihaknya belum mengetahui alasan atau penyebab Budi bunuh diri. Tapi, yang pasti tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuhnya. 

"Tidak ada tanda kekerasan. Korban gantung diri. Saat ini jasad korban masih di RSCM untuk ditindaklanjuti," kata Maulana ketika dikonfirmasi, Senin (24/5). 

Maulanna menjelaskan, Budi diketahui gantung diri pertama kali oleh seorang saksi mata. Dia mendengar teriakan sejumlah orang yang melintas di lokasi kejadian. 

Dia lantas mengecek langsung ke lokasi tersebut. Ternyata benar, Budi sudah dalam keadaan tewas tergantung pada saluran pipa. Dia pun langsung melapor ke Mapolsek Sawah Besar. 

Aparat lantas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Saat dicek oleh tim identifikasi Polres Metro Jakarta Pusat, korban masih dalam keadaan tergantung. Jenazahnya lalu dibawa ke Rumah Sakit Ciptomangunkusumo.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement