Senin 24 May 2021 19:23 WIB

Di Balik Berdirinya Kota Kufah: Sholat dan Doa Sahabat Nabi

Dua sahabat Nabi SAW Hudzaifah dan Salman berdoa untuk Kota Kufah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Dua sahabat Nabi SAW Hudzaifah dan Salman berdoa untuk Kota Kufah. Masjid Agung Kufah, Irak . Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Dua sahabat Nabi SAW Hudzaifah dan Salman berdoa untuk Kota Kufah. Masjid Agung Kufah, Irak . Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada Muharram, Saad bin Abi Waqash pindah dari Mada'in, ibu kota Persia, ke Kota Kufah. Kota ini disukai banyak orang kala itu karena orang Arab senang tinggal di padang pasir yang terbuka sehingga mereka bisa menggembala hewan ternaknya.

Dijelaskan Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah Wa An-Nihayah, karya Ibnu Katsir, karena itulah Saad berkeinginan memindahkan pusat kekuasaan dari wilayah Persia ke Kufah. Dan ini disetujui Umar bin Khattab, khalifah saat itu. Umar pun mengakui lantas mengirimkan surat, "Orang Arab memang hanya cocok (tinggal di suatu daerah) jika unta mereka setuju." 

Baca Juga

Lalu, Saad memerintahkan Hudzaifah bin Al Yaman dan Salman bin Ziyad mencari lokasi tepat untuk permukiman mereka. Keduanya melewati Kufah, tempat subur dan berpasir merah, keduanya pun terpikat. Ada tiga biara di sana yaitu Biara Hirqah binti An Numan, Biara Um Amar, dan Dair Silsilah. Di samping kelebihan lainnya yang dimiliki kawasan ini. 

Hudzaifah dan Salman pun turun di lokasi itu untuk menunaikan sholat dan berdoa. Keduanya berdoa sebagai berikut: 

اللهم رب السماء وما أظلت، ورب الأرض وما أقلت، ورب الريح وما ذرت، والنجوم وما هوت، والبحار وما جرت، والشياطين وما أضلت والخصاص وما أجنت، بارك لنا فى هذه الكوفة، واجعلها منزل ثبات

“Ya Allah, Tuhan langit dan yang dinaunginya, Tuhan bumi dan yang dikandungnya, Tuhan angin dan yang ditiupnya, Tuhan bintang dan yang mengitarinya, laut dan segala yang berlayar di atasnya, Tuhan yang menguasai setan dan segala yang dia sesatkan, dan Tuhan penguasa kefakiran dan segala dampaknya, berkahilah Kufah dan jadikanlah dia tempat tinggal yang nyaman.” 

Lalu kemudian, keduanya menulis berita ke Saad tentang hasil dari survey tersebut. Wilayah yang berada di tepi barat Sungai Eufrat itu pun menjadi pilihan sebagai tempat bermukim. Perpindahan ini terjadi pada awal 638 M.  Saad lantas memerintahkan agar menyiapkan lanskap pembangunan. Bangunan yang dimulai pertama adalah masjid. Kemudian masjid dan gedung pemerintahan pun dibangun dengan gaya arsitektur Persia di bawah kepemimpinan Saad. 

Dari lokasi masjid yang hendak dibangun, lalu Saad memerintahkan seseorang yang sedang memegang sebuah senjata panahan. Saad memerintahkan orang tersebut untuk melepas panahnya ke empat sisi. Sehingga, ketika panah itu jatuh, maka di situlah lokasi orang-orang akan membangun kediamannya. 

Sedangkan Umar bin Khattab membangun istana dengan mihrab masjid untuk para pengurus masjid. Selain itu Umar juga tak lupa untuk membangun baitul maal sebagai langkah untuk membangun kesejahteraan rakyat di wilayah tersebut. Bangunan baitul maal itu adalah bangunan pertama yang dibuat dengan alang-alang yang kemudian dibakar sepanjang tahun. Akhirnya Umar memerintahkan agar bangunan tersebut direnovasi diganti menggunakan batu bata, dengan syarat tidak berlebihan dan tidak melebihi batas.

Kota Kufah terus mengalami perkembangan hingga kemudian tak sedikit dari para sahabat Nabi Muhammad SAW yang hijrah dan bermukim di kota Kufah. Di antara sahabat tersebut ialah Abu Musa, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Masud, Salman, Ammar bin Yasir, dan Hudzaifah bin Al Yaman.

 

Sumber: youm7

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement