Senin 24 May 2021 22:35 WIB

Petani Cirebon Mulai Sedot Air

Umur tanaman padi di wilayah utara itu rata-rata sekitar satu bulan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Petani Cirebon Mulai Sedot Air (ilustrasi).
Foto: AMPELSA/ANTARA
Petani Cirebon Mulai Sedot Air (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON -- Para petani di wilayah utara Kabupaten Cirebon mulai mengalami kesulitan pasokan air untuk musim tanam gadu 2021. Mereka harus menggunakan mesin pompa agar air bisa masuk ke areal persawahan milik mereka.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Wasman, menyebutkan, ada sekitar 20.500 hektare sawah di wilayah utara Kabupaten Cirebon. Di antaranya, Kecamatan Susukan, Arjawinangun, Panguragan, Gegesik, Kapetakan, Suranenggala dan Gunung Jati.

‘’Di wilayah utara itu sekarang sudah mulai (susah air), tapi masih bisa diupayakan dengan menggunakan mesin pompa air,’’ kata Wasman kepada Republika, Senin (24/5).

Wasman mengatakan, pasokan air di saluran irigasi sebenarnya ada. Namun, saat ini sudah tidak bisa masuk ke areal persawahan sehingga harus disedot dengan menggunakan pompa. Dia pun sudah meminta jaminan pasokan air untuk wilayah utara kepada pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung.

Menurut Wasman, pasokan air irigasi untuk wilayah utara Kabupaten Cirebon itu berasal dari Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka. Air di bendung tersebut bersumber dari Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang.

Wasman menjelaskan, umur tanaman padi di wilayah utara itu rata-rata sekitar satu bulan. Namun, adapula sekitar 4.000 hektare di wilayah itu yang justru belum panen rendeng 2020/2021. Pasalnya, lahan tersebut sebelumnya mengalami banjir pada awal 2021 lalu.

‘’Jadi harus tanam ulang. Makanya sampai sekarang belum panen,’’ terang Wasman.

Wasman memperkirakan, panen di lahan seluas 4.000 hektare itu kemungkinan akan terjadi pada Juni 2021. Dengan demikian, lahan tersebut baru akan memulai musim tanam gadu sekitar Juli 2021.

Wasman mengakui, Juli sudah mendekati puncak musim kemarau. Namun, para petani tidak perlu khawatir karena sudah ada jaminan air dari Bendungan Jatigede.

‘’Jadi nanti kita tinggal minta saja. Stok air di Jatigedenya ada,’’ tukas Wasman.

Lebih lanjut Wasman menyebutkan, target tanam gadu 2021 di Kabupaten Cirebon mencapai 45 ribu hektare. Dari jumlah itu, yang sudah terealisasi baru 12.692 hektare dan akan bertambah hingga akhir Mei. Sedangkan rencana tanam pada Juni 2021, seluas 13.252 hektare.

‘’Tanam gadu ini akan terus berlangsung sampai September nanti,’’ cetus Wasman.

Selain di Kabupaten Cirebon, kondisi serupa juga dialami petani di Desa Plosokerep, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Untuk memperoleh air, para petani harus menyedotnya menggunakan mesin pompa air.

‘’Air di saluran sih ada, tapi sedikit sehingga tidak bisa naik ke sawah. Harus disedot pakai pompa,’’ kata seorang petani di Desa Plosokerep, Rusdani.

Rusdani menyebutkan, luas tanaman padi di desanya ada sekitar 300 hektare. Adapun umur tanaman padinya rata-rata sekitar 40 hari.

Sementara itu, di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, ribuan hektare sawah bahkan belum bisa memulai musim tanam gadu akibat terkendala minimnya pasokan air.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, menyebutkan, dari total luas lahan sekitar 5.900 hektare di wilayah itu, kurang lebih 3.000 hektare di antaranya belum bisa memulai masa tanam.

Waryono menyebutkan, lahan yang belum bisa memulai masa tanam itu di antaranya terletak di Desa Karangmulya, Wirakanan, Wirapanjunan, Karanganyar, Pranti dan Curug. Meski sebagian sudah ada yang memulai persemaian, namun persemaian itu hingga kini belum bisa ditanam karena sulit air.

‘’Persemaiannya juga sudah mulai kering, kekuningan karena kurang air,’’ terang Waryono.

Waryono mengungkapkan, dari informasi yang diterimanya, minimnya pasokan air irigasi itu disebabkan adanya kegiatan perbaikan saluran. Bahkan, petani diimbau untuk menunda musim tanamnya hingga Juni. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement