Selasa 25 May 2021 12:55 WIB

AS Terbitkan Travel Warning ke Jepang

Jepang menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona

Rep: Lintar Satria / Red: Nur Aini
Patung Miraitowa, center, dan Someity yang diresmikan, maskot resmi untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, diresmikan selama upacara yang diadakan untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. , 14 April 2021
Foto: EPA-EFE/Eugene Hoshiko
Patung Miraitowa, center, dan Someity yang diresmikan, maskot resmi untuk Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, diresmikan selama upacara yang diadakan untuk menandai 100 hari sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo 2020 di gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo di Tokyo, Jepang. , 14 April 2021

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menerbitkan travel warning atau larangan terbang ke Jepang. Langkah yang diambil beberapa pekan sebelum pembukaan Olimpiade Tokyo ini didorong lonjakan kasus infeksi virus corona di Negeri Sakura.

Namun pejabat Olimpiade AS mengatakan mereka yakin atlet-atlet AS dapat berpartisipasi dalam Olimpiade dengan aman. Jepang sudah melarang warga asing dari banyak negara masuk.

Baca Juga

Angka kasus positif Jepang relatif rendah dibandingkan negara-negara maju lainnya. Tapi gelombang baru wabah virus corona mendorong sistem kesehatan di sejumlah kota sampai batasnya.

Jepang mencatat 700 ribu kasus infeksi dan sekitar 12 ribu kasus kematian terkait virus korona. Selasa (25/5) BBC melaporkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS meminta warga Amerika tidak mengunjungi Jepang.

CDC memperingatkan 'situasi di Jepang saat ini membuat risiko penularan orang yang sudah divaksin pun masih  tinggi'. Karena pandemi Covid-19, AS sudah mengeluarkan peringatan ke warganya untuk tidak mengunjungi 151 negara.  

Banyak negara Eropa yang menggelar pertandingan olahraga dengan peraturan pembatasan sosial yang ketat masuk daftar tersebut.

Saat ini Jepang tidak mengizinkan wisatawan atau pengunjung untuk bisnis masuk karena khawatir dengan varian baru virus corona. Jepang juga melarang orang-orang AS untuk masuk 'kecuali untuk situasi-situasi tertentu'. Sebab saat ini Jepang masih berada dalam status masa darurat nasional. Status ini memberi pemerintah daerah wewenang lebih besar untuk menegakan peraturan pandemi Covid-19.

Walaupun banyak diprotes tapi Jepang tetap menggelar Olimpiade yang dibuka pada 23 Juli mendatang. Ajang olahraga terbesar di dunia itu harusnya digelar tahun lalu.

Berdasarkan jajak pendapat banyak warga Jepang yang menilai Olimpiade harusnya dibatalkan atau ditunda sekali lagi. Tetapi Komite Olimpiade Internasional (IOC) menolak dua opsi tersebut. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement