REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ekskavasi terhadap temuan struktur bangunan diduga candi di Blok Dingkel Desa Sambimaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, kembali dilanjutkan. Kegiatan ekskavasi itu rencananya akan berlangsung hingga 9 Juni 2021.
Ekskavasi dilakukan oleh Balai Arkeologi Jawa Barat Bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Lampung Banten DKI Jakarta Jawa Barat, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu dan Dinas Pariwisata Kebudayaan setempat. Kegiatan itu dipimpin oleh arkeolog, Nanang Saptono.
Kegiatan ekskavasi terhadap struktur bangunan diduga candi di Blok Dingkel, Desa Sambimaya sebelumnya dihentikan pada Desember 2020 karena terkendala anggaran. Saat ini, kegiatan itu kembali dilanjutkan.
Nanang berharap, ekskavasi lanjutan tersebut akan membuka sejumlah kotak ekskavasi baru yang bertujuan dapat menemukan sudut bangunan baru. Pada ekskavasi sebelumya, tim sudah menemukan sudut bangunan di sisi selatan.
"Kami berharap ada temuan menarik dari ekskavasi arkeologi kali ini sehingga akan dapat diketahui fungsi dari struktur bangunan tersebut," kata Nanang, Rabu (26/5).
Sementara itu, Ketua TACB Kabupaten Indramayu, Dedy Musashi, menyampaikan terima kasihnya atas perhatian dari pemerintah pusat terhadap temuan struktur bangunan di Desa Sambimaya tersebut. Pihaknya berharap, Pemkab Indramayu juga mengalokasikan anggarannya untuk ekskavasi lanjutan dan pembebasan lahan di lokasi temuan.
"Temuan struktur bangunan diduga candi di Blok Dingkel Desa Sambimaya sangat berharga bagi Indramayu," tukas Dedy.
Seperti diketahui, susunan bata merah yang diduga struktur bangunan candi ditemukan di Blok Dingkel, Desa Sambimaya. Bata-bata merah itu berukuran sekitar 35 X 20 sentimeter, dengan ketebalan antara delapan sampai sembilan sentimeter.
Bata tersebut berukuran hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan ukuran bata merah umumnya pada saat ini. Bahkan, bata tersebut serupa dengan bata yang ditemukan di candi Batujaya Karawang maupun candi di Trowulan Jawa Timur.