Ramadhan-Lebaran, Pengguna KRL Yogya-Solo dan Prameks Turun
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Penumpang berada di dalam gerbong Kereta Rel Listrik (KRL) Yogya-Solo. | Foto: Hendra Nurdiyansyah/Antara
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pengguna KRL Yogyakarta-Solo mengalami penurunan selama Ramadhan dan Lebaran. Kondisi serupa juga terjadi pada KA Prameks pada periode yang sama.
Sepanjang Ramadhan, KRL Yogyakarta-Solo melayani 121.417 orang dengan pengguna terbanyak Sabtu (1/5) 4.958 orang. Sedangkan, KA Prameks layani 34.406 orang dengan pengguna terbanyak pada Sabtu (1/5) sebanyak 1.415 orang.
Saat larangan mudik 6-17 Mei 2021 layanan KRL Yogya-Solo tetap beroperasi 20 perjalanan per hari dan KA Prameks delapan perjalanan per hari. Selama 12 hari, pengguna KRL Yogya-Solo 48.572 orang dengan terbanyak Senin (17/5) 7.172 orang.
Sedangkan, KA Prameks 14.061 orang dengan pengguna terbanyak Senin (17/5) 1.584 orang. Turun 5,8 persen dibanding pekan sebelumnya 51.589 untuk KRL Yogya-Solo dan turun 4 persen dibanding pekan sebelumnya 14.651 untuk KA Prambanan Ekspres.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, Stasiun Yogyakarta masih jadi stasiun yang ramai dibanding stasiun-stasiun lain di DI Yogyakarta. Selama masa larangan mudik Stasiun Yogyakarta melayani 14.639 pengguna KRL.
Sedangkan, Stasiun Lempuyangan melayani 3.031 pengguna KRL. Selain itu, pengguna KRL yang ke luar di Stasiun Yogyakarta sebanyak 13.452 orang dan yang ke luar di Stasiun Lempuyangan berjumlah 7.413 orang..
"Sejalan normalnya kembali aktivitas warga tidak menutup kemungkinan stasiun-stasiun lain mengalami pertumbuhan pengguna KRL. Saat ini sebanyak 60 persen pengguna KRL menggunakan Kartu Multi Trip (KMT)," kata Anne, Ahad (30/5).
Sedangkan, kartu elektronik bank sebanyak 21 persen, dan dengan QR Code sebanyak 19 persen. Sementara selama masa larangan mudik KMT yang terjual berjumlah 7.384 unit dan kartu elektronik bank berjumlah 273 unit.
"Layanan KRL Yogyakarta-Solo saat ini seluruhnya sudah dilayani menggunakan tiga rangkaian KRL, di dalam satu rangkaian tersebut terdiri dari stamformasi delapan KA," ujar Anne.
Pada awal operasi KRL Yogyakarta-Solo Februari lalu, hanya satu rangkaian yang terdiri dari delapan kereta dan dua lain hanya terdiri dari empat kereta. Dengan penambahan rangkaian KRL, kapasitas pengguna yang dapat dilayani lebih banyak.
Jadi, penerapan jaga jarak aman antara pengguna bisa lebih maksimal. Layanan KA Prambanan Ekspres tetap dengan dua rangkaian KRD yang terdiri dari SF 5 kereta. Anne mengimbau agar pengguna semakin patuh terhadap protokol kesehatan yang ada.
"Mohon mengikuti arahan dari petugas di stasiun maupun di KRL, antre dengan tertib untuk kesehatan dan kenyaman bersama," kata Anne.