REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI terus berbenah bisnis dengan menyasar pada ceruk pasar daring. Hal ini seiring maraknya gerai retail yang tutup di Indonesia.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan, penutupan gerai retail merupakan rasionalisasi bisnis akibat dampak pandemi Covid-19. Arief sendiri sebelumnya sempat berkarir di PT Hero Supermarket pada periode 2001 hingga 2007.
Arief menilai bisnis Hero Group sejak tahun 2000 sudah menjadi pemimpin retailer di Indonesia. Meski sempat mengalami kondisi ekonomi yang belum menguntungkan juga kala itu, tapi Hero Group menyesuaikan bisnis dengan menyediakan beberapa minimarket dan gerai yang nyaman untuk para pelanggan.
Sementara, untuk bisnis retail pangan yang dikelola RNI, Arief menjelaskan, RNI saat ini tengah melakukan sejumlah pembenahan. Antara lain transformasi on farm dengan mencari benih terbaik, tata kelola pertanian, dan perkebunannya, processing and production side seperti dengan melakukan perbaikan beberapa pabrik gula hingga ke hilirnya yakni retail daring dan luring yang sedang digarap bersama perbaikan produk-produknya.
"Sambil mempersiapkan new product develop, untuk produk-produk pangan eksisting saat ini telah menyasar ke daring," ujar Arief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/6).
Arief mengatakan dampak pandemi mendorong produk-produk petani, petambak, nelayan, peternak, dan kebutuhan pangan pokok dan protein kini sudah mudah terjangkau melalui beberapa platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Warung pangan kolaborasi dengan BUMN klaster pangan.
"Refocusing terhadap bisnis RNI group existing dengan 11 Anak Perusahaan maupun dengan 8 BUMN Klaster Pangan," ungkap Arief.