Kamis 03 Jun 2021 00:30 WIB

Kemendag Ingin Bangkitkan Produk Aspal Buton

Pembangunan infrastruktur di desa didorong menggunakan aspal Buton.

Rep: Intan Pratiwi / Red: Satria K Yudha
Buruh membongkar muat aspal lokal produksi dari Kabupaten Buton ke dalam kapal barang yang akan didistribusikan ke Ternate di Pelabuhan Nusantara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (21/10/2020). Kabupaten Buton merupakan daerah penghasil aspal lokal dan hampir seluruh kabupaten di Sulawesi Tenggara mengunakan produk tersebut dan sebagian lagi dijual di sejumlah provinsi di Indonesia.
Foto: ANTARA/Jojon
Buruh membongkar muat aspal lokal produksi dari Kabupaten Buton ke dalam kapal barang yang akan didistribusikan ke Ternate di Pelabuhan Nusantara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (21/10/2020). Kabupaten Buton merupakan daerah penghasil aspal lokal dan hampir seluruh kabupaten di Sulawesi Tenggara mengunakan produk tersebut dan sebagian lagi dijual di sejumlah provinsi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) ingin membangkitkan produk aspal dari Buton, Sulawesi Tenggara, agar bisa berjaya seperti dahulu. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, aspal Buton harus dikelola dengan lebih baik agar punya daya saing yang kuat melawan aspal-aspal sintetis. Kemendag juga akan membantu pemasaran aspal Buton. 

Jerry mengatakan, untuk melakukan itu, dukungan teknologi pemrosesan, logistik, transportasi dan perdagangan harus diperkuat. “Pada intinya pengguna ingin aspal yang berkualitas dan harganya kompetitif. Untuk itu, di sektor produksi perlu didukung dengan teknologi yang bagus dan kami di perdagangan mendukung dengan sistem logistik, pemasaran dan akses pasar yang luas," kata Jerry dalam keterangannya, Rabu (2/6).

Aspal Buton sangat terkenal sejak zaman kolonial Belanda, sehingga nama Buton selalu dikaitkan dengan aspal. Namun pada perkembangannya, aspal sintetis lebih banyak digunakan sehingga aspal Buton agak menurun penggunaannya.

Jerry juga melihat perlunya kerja sama dengan lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta terkait pemanfaatan aspal Buton. Oleh karena itu, Jerry saat mengunjungi Buton bersama rombongan Kemendes belum lama ini, mengaku membicarakan sinergi terkait hal tersebut.

“Kita mulai dari yang dekat dulu. Di Kemendes kan ada dana desa. Kita tanya, bisa atau tidak salah satu penggunaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur yang memakai aspal Buton,” kata Jerry.

Direktur Promosi dan Investasi Desa Kemendes Supriyadi mengatakan, sangat memungkinkan penggunaan dana desa untuk pembangunan infrastruktur memakai aspal Buton. Bahkan menurutnya, jika itu diwujudkan, maka dana desa akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.

“Itu artinya dana desa lembali ke desa, dan bahkan bisa bermanfaat maksimal untuk pembangunan daerah,” katanya.

Wamendag dan Bupati Buton La Bakry menyambut baik pernyataan dari Kemendes tersebut. Mereka berharap hal itu bisa segera diwujudkan.

“Mungkin bisa kita mulai dari daerah kita sendiri, Kabupaten Buton dan kabupaten-kabupaten di sekitarnya. Kita optimalkan penggunaan dana desa sebagai salah satu insentif untuk membangkitkan Kembali aspal Buton.” kata Bupati Buton La Bakry.

Kebutuhan aspal nasional setahun mencapai 1,5 juta ton. Buton berharap bisa mengisi sebagia  dari kebutuhan itu. Untuk itu, diperlukan pengolahan yang memadai. La Bakry merencanakan untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Lasalimu untuk mengakomodasi pengembangan aspal ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement