Senin 07 Jun 2021 16:45 WIB

Penggunaan Bed Isolasi di DIY Naik Jadi 51 Persen

Total bed yang disediakan untuk penanganan Covid-19 masih 941 bed.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja mempersiapkan fasilitas untuk rumah sakit khusus ibu bersalin positif COVID-19 di Klinik Permata Bhakti, Moyudan, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (5/2/2021). Pemprov D.I Yogyakarta menyiapkan klinik yang sudah tidak beroperasi sejak satu tahun terakhir itu menjadi rumah sakit lapangan khusus untuk ibu bersalin positif COVID-19
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pekerja mempersiapkan fasilitas untuk rumah sakit khusus ibu bersalin positif COVID-19 di Klinik Permata Bhakti, Moyudan, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (5/2/2021). Pemprov D.I Yogyakarta menyiapkan klinik yang sudah tidak beroperasi sejak satu tahun terakhir itu menjadi rumah sakit lapangan khusus untuk ibu bersalin positif COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Penggunaan tempat tidur (bed) isolasi di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di DIY naik menjadi 51 persen per 7 Juni 2021 ini. Kenaikan ini terjadi setelah sebelumnya pemakaian bed isolasi di 27 rumah sakit rujukan selalu di bawah 50 persen.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, total bed yang disediakan untuk penanganan Covid-19 masih 941 bed. 941 bed ini terdiri dari 139 bed untuk penanganan kasus critical dan 802 bed untuk penanganan kasus non critical.

Namun, bed yang saat ini digunakan untuk penanganan Covid-19 yakni 479 bed atau 51 persen. "497 bed yang terpakai saat ini terdiri dari 76 bed critical dan 403 bed non critical," kata Berty, Senin (7/6).

Naiknya penggunaan bed ini juga dikarenakan tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang terus di atas angka 200 kasus baru per harinya dan bahkan nyaris mencapai 300 kasus. Pada 7 Juni ini, Satgas Penanganan Covid-19 DIY melaporkan tambahan 253 kasus baru.

Tambahan 253 kasus baru tersebut, kata Berty, merupakan hasil dari pemeriksaan terhadap 1.404 spesimen dari 1.397 orang. Secara kumulatif total kasus positif di DIY sudah mencapai 46.436 kasus.

Berty menuturkan, 253 kasus baru itu tersebar di seluruh kabupaten/kota se-DIY. Tertinggi dilaporkan di Kabupaten Kulon Progo dengan tambahan 76 kasus baru."Di Kabupaten Sleman dilaporkan tambahan 52 kasus baru, 51 kasus baru di Kabupaten Bantul, 50 kasus baru di Kabupaten Gunungkidul dan 24 kasus baru di Kota Yogyakarta," tambahnya.  

Berdasarkan riwayat, sebagian besar kasus baru ini merupakan pelacakan (tracing) kontak kasus positif yang sudah ada sebelumnya. Setidaknya, kata Berty, ada 177 kasus baru yang merupakan hasil tracing.

Sedangkan, 42 kasus baru merupakan riwayat periksa mandiri, dua kasus baru dari riwayat skrining karyawan kesehatan dan tiga kasus baru memiliki riwayat perjalanan luar daerah. Namun, kata Berty, riwayat dari 29 kasus lainnya belum diketahui."Untuk kasus aktif di DIY saat ini ada 2.630 kasus," ujar Berty.

Lebih lanjut, Berty juga melaporkan tambahan enam kasus kematian Covid-19. Enam kasus meninggal dunia ini terdiri dari lima warga Sleman dan satu warga Bantul.

Sehingga, total kematian Covid-19 di DIY sudah mencapai 1.225 kasus. Sementara, persentase kematian saat ini ada di angka 2,64 persen."Enam kasus meninggal dunia yang dilaporkan hari ini merupakan verifikasi data oleh dinas kesehatan di masing-masing kabupaten," jelasnya.

Meskipun begitu, kesembuhan Covid-19 juga masih terus meningkat di DIY. Pada 7 Juni ini dilaporkan tambahan 206 kasus sembuh di DIY dengan total menjadi 42.581 kasus sembuh.

Berty menjelaskan, 206 kasus sembuh tersebut juga tersebar di lima kabupaten/kota. Tertinggi disumbang oleh Sleman dengan 87 kasus sembuh, disusul Bantul dengan 57 kasus sembuh, Kota Yogyakarta menyumbang 36 kasus sembuh, Kulon Progo menyumbang 21 kasus sembuh dan lima kasus sembuh lainnya disumbang Gunungkidul."Persentase kesembuhan saat ini di DIY mencapai 91,70 persen," kata Berty.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement