REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengklaim sebagian sekolah yang telah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) beberapa waktu lalu berjalan lancar dan siap melaksanakan belajar tatap muka pada Juli mendatang. Penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah tersebut sudah sesuai standar.
"Kalau yang saya datangi langsung, kesimpulan saya semua sudah sangat layak. Kalau dalam simulasi ini, lolos atau tidak dalam kacamata saya dari apa yang dilihat itu semua lolos karena mungkin simulasi awal sudah dilakukan," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna, Rabu (9/6).
Ia mengapresiasi Dinas Pendidikan (Disdik) bersama Camat dan Lurah yang terus menyosialisasikan tentang penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah. Hal tersebut terlihat dari sekolah-sekolah yang dipantau sudah siap dari sisi penerapan protokol kesehatan.
"Sekarang kita buktikan, di sekolah sudah paham dengan apa yang sudah saya lihat," katanya. Ia mengaku baru melihat 9 sekolah yang melakukan simulasi pembelajaran tatap muka.
Ema mengatakan simulasi pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan hingga 18 Juni terhadap total 330 sekolah. Dari total sekolah yang sudah dipantau siap dalam penerapan protokol kesehatan dan menggelar belajar tatap muka Juli mendatang.
"Secara umum mereka menyatakan sudah sangat siap, paling yang membedakan ketersediaan air di toilet. Airnya ada mengalirnya harus lebih deras," katanya.
Ema menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah aparat kewilayahan di tingkat RT yang melakukan lockdown akibat terdapat kasus positif Covid-19 yang meningkat. Ia pun mendorong bagi wilayah akan akan melaksanakan karantina wilayah dapat mengusulkan ke Pemkot Bandung untuk dibuat surat keputusan.
"Kalau saya apresiasi. Tadi malam saya menegaskan camat lurah, mendorong camat dan kelurahan apabila di wilayah tingkat RT kalau ada eskalasi peningkatan segera lakukan (karantina), itu yang dilaksanakan di Dago," katanya.
Ia melanjutkan, kasus positif Covid-19 di Bandung mengalami peningkatan khususnya pasien yang memiliki gejala. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus agar bisa diantisipasi.
"Bandung ada pergerakan terutama bergejala. Di tempat ICU orang bergejala saat ini tingkatnya lebih naik. Perlu ada atensi lebih tinggi," katanya.